Seorang sukarnois, menyukai menulis.
Memilih untuk mengabdi kepada bangsa lewat kerja dan karya agar Indonesia bisa
Jaya. Salam Merdeka!!!
Begitu pulakah Putra Besuki ????
Di kalangan para Sukarnois (orang
yang terpikat dengan bung karno baik dari segi pemikiran, cara bicaranya atau
penampilan Sukarno) tentu nama Cindy Adams tidaklah asing lagi. Pasalnya, Cindy
Adams merupakan satu-satunya penulis yang berhasil menuliskan autobiografi bung
Karno. Wawancara mengenai pembuatan buku tersebut dilakukan di tahun 1964,
namun wawancara yang akan saya post disini merupakan wawancara setelah
pemberontakan G30S (beberapa menyebutkan PKI dibelakang) sekitar tahun 1966.
Cindy menanyakan kepada Bung Karno "Menurut anda siapakah pemegang
kekuasaan di Indonesia saat ini?". hal ini ditanyakan karena adanya
perebutan kekuasaan oleh Soeharto dan beliau pasca G30S. Bung Karno menjawab
dengan percaya diri sesuai dengan ciri khasnya "Saya kira yang berkuasa
adalah Presiden Sukarno, Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, Mandataris
MPR, Perdana Menteri dan Pemimpin Revolusi" jawab beliau sambil tersenyum.
Kemudian Cindy kembali menanya bung
Karno kali ini soal G30S "Apakah Anda sudah mengetahui mengenai rencana Kudeta
Gerakan 30 September? Ditanya mengenai hal demikian wajah Presiden Sukarno agak
terkejut. Pasalnya, pada saat itu banyak yang menuduh Bung Karno terlibat
pemberontakan tersebut, meskipun hingga akhirnya Sukarno tidak terbukti
terlibat. Melihat wajah kaget bung Karno Cindy pun mengulang pertanyaannya.
Sukarno menjawab "..Tidak! Tidak! Kenapa kau menanyakan hal ini
padaku?" jawab Bung Karno Cindy Adams pun memberi tahu alasan ia
menanyakan hal tersebut yaitu karena Bung Karno adalah satu-satunya yang bisa
menjawab hal tersebut. Berikutnya Cindy kembali memberi pertanyaan kepada Bung
Karno mengenai kebebasan pers "Apakah anda akan memberi kebebasan
pers?" Sukarno spontan menjawab "Tidak Akan!" Sukarno
melanjutkan alasannya "Karena ini Revolusi! Tidak ada revolusi yang
memberikan kebebasan pers." Cindy pun menanyakan alasan mengapa revolusi
tidak mengizinkan kebebasan pers. Jawaban Bung Karno sederhana "Karena
didalam revolusi selalu saja ada orang-orang yang salah jalan" kata beliau
sambil tersenyum. Beliau pun melanjutkan " karena revolusi adalah
perlawanan terhadap penguasa lama, dan berjuang untuk penguasa baru, inilah
Revolusi"
Cindy Adams kali ini melontarkan
pertanyaan seputar kekuasaan Sukarno "Kini anda menjabat sebagai Presiden
sekaligus Perdana menteri apakah anda siap dengan perubahan suatu saat
nanti?". Saya kira pertanyaan itu diajukan Cindy Adams dengan maksud
mengenai pencopotan Sukarno dari jabatannya di masa depan nanti yang sangat
mungkin terjadi. Namun Bung Karno menanggapi hal itu sebagai pertanyaan
mengenai apa yang akan dialakukan di masa tua nanti setelah tak sanggup
memimpin. Beliau sama sekali tidak menyadari mengenai pencopotan kekuasaan yang
terjadi. Jawaban Sukarno adalah "Mereka telah menetapkan saya menjadi
Presiden seumur hidup. Akan tetapi tentu saya punya hak untuk mengatakan ...
suatu hari nanti "rakyatku aku sudah letih sekarang biarkanlah aku
pergi".Kalian telah melaksanakan nya dengan baik dengan menunjukku sebagai
Presiden seumur hidup. Tetapi jika keadaan tubuhku mengizinkan, aku tetap ingin
menjadi Presiden hingga akhir hayatku" "Kritik mengenai anda yaitu
Anda lebih mementingkan monumen dibandingkan hak rakyat(yang dimaksud adalah
kebebasan pers)?" begitulah cindy adams menanyai bung Karno Sukarno menjawab
dengan bertanya balik "Mengapa Amerika membuatkan monumen Washington untuk
rakyatnya" ,"Hal ini karena dalam pembangunan mental suatu bangsa
dibutuhkan monumen."
Kali ini Sukarno yang bertanya balik
kepada Cindy Adams "Mengapa pers Amerika begitu bodoh dengan mengabarkan
saya sakit? Apakah saya terlihat sakit? Cindy adams kemudian menjawab
"Tidak." "Pernahkah anda memikirkan hal ini akan terjadi?"
Bung Karno pun menjawab "Kamu tahu bahwa saya seorang yang percaya pada
Tuhan. Semua hal bergantung pada yang diatas sana. Hidup atau mati semua
bergantung pada yang diatas sana, bergantung pada Tuhan. Jatuh atau tidak jatuh
juga bergantung pada Tuhan." "Saya tidak melihat tanda apapun bahwa
saya akan jatuh atau akan dijatuhkan." Jawaban ini tentu dilontarkan Sukarno
dengan tujuan untuk menjaga kewibawaan kekuasaan di Indonesia, padahal beliau
sendiri yang paling yakin mengenai kejatuhannya sudah dekat seperti yang sering
beliau katakan kepada pengawalnya maupun anak-anaknya bahwa tanda kejatuhannya
sudah dekat. Cindy kemudian menanyakan "Setelah Sukarno tidak lagi menjadi
Presiden, anda kira apa yang akan terjadi dengan republik ini?" Sukarno
menjawab "Andai Tuhan memberiku waktu 15 atau 20 tahun lagi maka saya akan
pergi dengan hati yang tenang. Karena bangsa ini sudah menjadi bangsa sudah
berkembang menjadi bangsa yang kuat." Cindy menanyai Sukarno, kali ini
soal persatuan "Apakah setelah anda tidak lagi menjadi presiden tetap akan
ada persatuan di negeri ini?" Sukarno menjawab singkat "Saya kira
ya."
Cindy adams kemudian menanyai
mengenai suksesor bung Karno "Apakah pernah terlintas di benak anda siapa
yang akan menjadi pengganti anda?" Sukarno menjawab " Tidak! karena
seorang suksesor tidak pernah ditunjuk, tetapi ia tumbuh bersama bangsa
itu." Kurang puas mengenai jawaban Sukarno "Tapi apakah pernah
terlintas di pikiran anda mengenai siapa suksesor anda" Sukarno menjawab
"tentu ada tapi saya kira sampai saat ini belum ada yag cukup dewasa untuk
memimpin bangsa ini." Kemudian Cindy bertanya "bagaimana anda ingin
dikuburkan nanti?" Sukarno menjawab hal tersebut "Dibawah pohon
besar, dibawah batu besar dan batu nisan. Mereka tidak boleh menulis di batu
nisan ku Paduka Yang Mulia Presiden Sukarno dsb. , mereka cukup menuliskan
disini beristirahat Bung Karno penyambung Lidah Rakyat Indonesia"
Begitulah sekilas wawancara terhadap Sukarno. Seorang Bung yang terlalu besar
untuk dikecilkan bahkan lewat doktrin desukarnoisasi ala Orde Baru. Hingga kini
nama beliau tetap berkobar-kobar harum penuh semangat didalam hati para patriot
bangsa. Salam Merdeka !!!
Radar
Besuki