Jumat, 05 Agustus 2016

Begitu pulakah Putra Besuki ????



Seorang sukarnois, menyukai menulis. Memilih untuk mengabdi kepada bangsa lewat kerja dan karya agar Indonesia bisa Jaya. Salam Merdeka!!!
 
Begitu pulakah Putra Besuki ????

Di kalangan para Sukarnois (orang yang terpikat dengan bung karno baik dari segi pemikiran, cara bicaranya atau penampilan Sukarno) tentu nama Cindy Adams tidaklah asing lagi. Pasalnya, Cindy Adams merupakan satu-satunya penulis yang berhasil menuliskan autobiografi bung Karno. Wawancara mengenai pembuatan buku tersebut dilakukan di tahun 1964, namun wawancara yang akan saya post disini merupakan wawancara setelah pemberontakan G30S (beberapa menyebutkan PKI dibelakang) sekitar tahun 1966. Cindy menanyakan kepada Bung Karno "Menurut anda siapakah pemegang kekuasaan di Indonesia saat ini?". hal ini ditanyakan karena adanya perebutan kekuasaan oleh Soeharto dan beliau pasca G30S. Bung Karno menjawab dengan percaya diri sesuai dengan ciri khasnya "Saya kira yang berkuasa adalah Presiden Sukarno, Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, Mandataris MPR, Perdana Menteri dan Pemimpin Revolusi" jawab beliau sambil tersenyum.

Kemudian Cindy kembali menanya bung Karno kali ini soal G30S "Apakah Anda sudah mengetahui mengenai rencana Kudeta Gerakan 30 September? Ditanya mengenai hal demikian wajah Presiden Sukarno agak terkejut. Pasalnya, pada saat itu banyak yang menuduh Bung Karno terlibat pemberontakan tersebut, meskipun hingga akhirnya Sukarno tidak terbukti terlibat. Melihat wajah kaget bung Karno Cindy pun mengulang pertanyaannya. Sukarno menjawab "..Tidak! Tidak! Kenapa kau menanyakan hal ini padaku?" jawab Bung Karno Cindy Adams pun memberi tahu alasan ia menanyakan hal tersebut yaitu karena Bung Karno adalah satu-satunya yang bisa menjawab hal tersebut. Berikutnya Cindy kembali memberi pertanyaan kepada Bung Karno mengenai kebebasan pers "Apakah anda akan memberi kebebasan pers?" Sukarno spontan menjawab "Tidak Akan!" Sukarno melanjutkan alasannya "Karena ini Revolusi! Tidak ada revolusi yang memberikan kebebasan pers." Cindy pun menanyakan alasan mengapa revolusi tidak mengizinkan kebebasan pers. Jawaban Bung Karno sederhana "Karena didalam revolusi selalu saja ada orang-orang yang salah jalan" kata beliau sambil tersenyum. Beliau pun melanjutkan " karena revolusi adalah perlawanan terhadap penguasa lama, dan berjuang untuk penguasa baru, inilah Revolusi"

Cindy Adams kali ini melontarkan pertanyaan seputar kekuasaan Sukarno "Kini anda menjabat sebagai Presiden sekaligus Perdana menteri apakah anda siap dengan perubahan suatu saat nanti?". Saya kira pertanyaan itu diajukan Cindy Adams dengan maksud mengenai pencopotan Sukarno dari jabatannya di masa depan nanti yang sangat mungkin terjadi. Namun Bung Karno menanggapi hal itu sebagai pertanyaan mengenai apa yang akan dialakukan di masa tua nanti setelah tak sanggup memimpin. Beliau sama sekali tidak menyadari mengenai pencopotan kekuasaan yang terjadi. Jawaban Sukarno adalah "Mereka telah menetapkan saya menjadi Presiden seumur hidup. Akan tetapi tentu saya punya hak untuk mengatakan ... suatu hari nanti "rakyatku aku sudah letih sekarang biarkanlah aku pergi".Kalian telah melaksanakan nya dengan baik dengan menunjukku sebagai Presiden seumur hidup. Tetapi jika keadaan tubuhku mengizinkan, aku tetap ingin menjadi Presiden hingga akhir hayatku" "Kritik mengenai anda yaitu Anda lebih mementingkan monumen dibandingkan hak rakyat(yang dimaksud adalah kebebasan pers)?" begitulah cindy adams menanyai bung Karno Sukarno menjawab dengan bertanya balik "Mengapa Amerika membuatkan monumen Washington untuk rakyatnya" ,"Hal ini karena dalam pembangunan mental suatu bangsa dibutuhkan monumen."

Kali ini Sukarno yang bertanya balik kepada Cindy Adams "Mengapa pers Amerika begitu bodoh dengan mengabarkan saya sakit? Apakah saya terlihat sakit? Cindy adams kemudian menjawab "Tidak." "Pernahkah anda memikirkan hal ini akan terjadi?" Bung Karno pun menjawab "Kamu tahu bahwa saya seorang yang percaya pada Tuhan. Semua hal bergantung pada yang diatas sana. Hidup atau mati semua bergantung pada yang diatas sana, bergantung pada Tuhan. Jatuh atau tidak jatuh juga bergantung pada Tuhan." "Saya tidak melihat tanda apapun bahwa saya akan jatuh atau akan dijatuhkan." Jawaban ini tentu dilontarkan Sukarno dengan tujuan untuk menjaga kewibawaan kekuasaan di Indonesia, padahal beliau sendiri yang paling yakin mengenai kejatuhannya sudah dekat seperti yang sering beliau katakan kepada pengawalnya maupun anak-anaknya bahwa tanda kejatuhannya sudah dekat. Cindy kemudian menanyakan "Setelah Sukarno tidak lagi menjadi Presiden, anda kira apa yang akan terjadi dengan republik ini?" Sukarno menjawab "Andai Tuhan memberiku waktu 15 atau 20 tahun lagi maka saya akan pergi dengan hati yang tenang. Karena bangsa ini sudah menjadi bangsa sudah berkembang menjadi bangsa yang kuat." Cindy menanyai Sukarno, kali ini soal persatuan "Apakah setelah anda tidak lagi menjadi presiden tetap akan ada persatuan di negeri ini?" Sukarno menjawab singkat "Saya kira ya."

Cindy adams kemudian menanyai mengenai suksesor bung Karno "Apakah pernah terlintas di benak anda siapa yang akan menjadi pengganti anda?" Sukarno menjawab " Tidak! karena seorang suksesor tidak pernah ditunjuk, tetapi ia tumbuh bersama bangsa itu." Kurang puas mengenai jawaban Sukarno "Tapi apakah pernah terlintas di pikiran anda mengenai siapa suksesor anda" Sukarno menjawab "tentu ada tapi saya kira sampai saat ini belum ada yag cukup dewasa untuk memimpin bangsa ini." Kemudian Cindy bertanya "bagaimana anda ingin dikuburkan nanti?" Sukarno menjawab hal tersebut "Dibawah pohon besar, dibawah batu besar dan batu nisan. Mereka tidak boleh menulis di batu nisan ku Paduka Yang Mulia Presiden Sukarno dsb. , mereka cukup menuliskan disini beristirahat Bung Karno penyambung Lidah Rakyat Indonesia" Begitulah sekilas wawancara terhadap Sukarno. Seorang Bung yang terlalu besar untuk dikecilkan bahkan lewat doktrin desukarnoisasi ala Orde Baru. Hingga kini nama beliau tetap berkobar-kobar harum penuh semangat didalam hati para patriot bangsa. Salam Merdeka !!!



Radar Besuki