Selasa, 08 November 2016

Banyuwangi Didhapuk Jadi Tuan Rumah Lomba Burung Perkutut Tingkat Nasional

Salam X-Kars
Banyuwangi - radarbesuki.com

Banyuwangi didhapuk Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI)  jadi tuan rumah perlombaan burung perkutut Pahlawan Cup  tingkat nasional tahun 2016.  Event yang ditunggu-tunggu para ‘kung mania’ – sebutan untuk penggemar burung berkicau – ini digelar di lapangan atletik GOR Tawang Alun, Banyuwangi, Minggu (6/11).

Ratusan burung perkutut dan para pemiliknya tampak memadati areal lapangan tersebut. Burung-burung yang berada di dalam kandang tersebut dipancangkan di tiang yang dipasang berderet-deret. Meski suasana cukup terik, para peserta  tetap terlihat  bersemangat.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas saat membuka event tersebut mengatakan, dipercayanya kabupaten berjuluk ‘The Sunrise of Java’ sebagai host lomba burung perkutut ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri. 

“Saya tidak menyangka animo pecinta perkutut tingkat nasional untuk memilih Banyuwangi sebagai lokus lomba tahun ini sangat tinggi sekali. Ini merupakan kehormatan bagi kami, meski dari sisi penyelenggaraannya di sana-sini masih banyak yang harus kami perbaiki. Sungguh pun begitu, kami siap jika di tahun-tahun mendatang Banyuwangi dipilih kembali jadi tuan rumah,´ujar Anas yang sekaligus membuka acara tersebut dengan ditandai pelepasan beberapa perkutut ke udara.

Sementara itu, Ketua Umum P3SI Pusat, Mayjend (Purn) H Zaenuri Hasyim mengungkapkan terselenggaranya lomba ini berkat masukan dan keinginan dari para pecinta burung berkicau yang ingin menggelar lombanya di Banyuwangi. P3SI khusus menunjuk Banyuwangi sebagai host lomba perkutut ini pasca melejitnya berbagai destinasi wisata andalan Banyuwangi dan berbagai event budaya di dalamnya. Sebagian besar peserta, ujar Zaenuri,  memilih Banyuwangi dengan  alasan  destinasi wisatanya  recommended, begitu juga dengan kulinernya yang khas. 

Karena itu, imbuhnya,  tak heran jika para peserta juga membawa anggota keluarganya untuk menjelajahi Banyuwangi. “Yang lomba kan burungnya. Jadi biarkan burungnya berlomba, pemiliknya juga tidak mau melewatkan kesempatan untuk berwisata. Makanya tak heran jika beberapa hari sebelum lomba, kami sudah disini,” seloroh Zaenuri sambil menyebutkan beberapa tempat yang sudah dikunjungi peserta sebelum lomba dimulai. Yakni Pulau Merah, Kawah Ijen, mengikuti Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Adat Kemiren, dan menikmati kuliner khas Banyuwangi seperti sego cawuk, sego tempong dan rujak soto.

“Semoga event semacam ini bisa kembali digelar di Banyuwangi tahun depan. Sehingga akan banyak manfaat yang didapat, seperti meningkatnya jumlah wisatawan serta aspek lain, misalnya ekonomi serta sarana mempererat silaturahmi,” ujar Zaenuri. 

Lompa perkutut ini merupakan agenda dari P3SI Pusat. Dalam 1 tahun terdapat 9 kali putaran atau penyelenggaraan lomba perkutut. Penyelenggaraan di Banyuwangi ini masuk dalam putaran ke 8, sebelum nantinya putaran terakhir digelar di Pulau Bali.

Peserta yang mengikuti lomba ini tersebar dari berbagai daerah di Indonesia. Antara lain Jakarta, Batam, Tasikmalaya, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Solo, Kebumen, Surabaya, Pasuruan, Sampang, Pamekasan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan beberapa daerah di Sumatera. 

Sedangkan para jurinya adalah juri-juri nasional dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Karesidenan Besuki dan Bali. 

Para juri ini  turun langsung melakukan penilaian. Ada beberapa aspek yang dinilai terkait keindahan suara burung perkutut tersebut. Dalam pakem penilaian yang ditetapkan P3SI, suara perkutut dibagi menjadi 5 bagian, yaitu suara depan, tengah, ujung, irama dan dasar suara (mutu suara). Semakin panjang kicauannya dan semakin berlekuk suara (cengkok)-nya, maka nilainya semakin tinggi.

Saat perlombaan berlangsung, salah satu pemilik burung, Sucipto terlihat asyik berteriak di tepi lapangan, menyemangati perkutut peliharaannya. Sesekali dia berteriak pada juri bahwa burungnya berkicau dengan suara tertentu. “Saya mengikutkan dua perkutut peliharaan saya dalam lomba ini. Namanya Sakera dan Air Kenanga. Keduanya pernah menjadi juara di event sebelumnya. Air Kenanga juara 3 di Yogyakarta, sedangkan Sakera juara 4 di event nasional,” terang pria asal Pamekasan, Madura ini.

Sucipto yakin, perkutut-perkutut miliknya bisa menang dalam lomba ini. “Saya optimis mereka bisa menang. Lewat perawatan yang baik yang selalu saya lakukan dan sering naik panggung, bukanlah hal yang sulit untuk meraih posisi juara,” pungkas Sucipto (Rabi)