Seekor ular berkepala
berwarna pelangi, seeor katak kecil, dan kadal dengan tanduk naga menjadi tiga
di antara lebih dari 150 spesies baru yang ditemukan di sekitar Sungai Mekong.
Temuan dikonfirmasi oleh para ilmuwan tahun lalu di kawasan ekologis beragam
namun terancam di wilayah Mekong.
Berkelok-kelok dari dataran tinggi Tibet melintasi pegunungan dan hutan rimba Asia Tenggara, Sungai Mekong membantu mempertahankan salah satu wilayah keanekaragaman hayati di planet ini. Setiap tahun para ilmuwan mengumumkan spesies baru setelah melalui proses identifikasi panjang.
Berkelok-kelok dari dataran tinggi Tibet melintasi pegunungan dan hutan rimba Asia Tenggara, Sungai Mekong membantu mempertahankan salah satu wilayah keanekaragaman hayati di planet ini. Setiap tahun para ilmuwan mengumumkan spesies baru setelah melalui proses identifikasi panjang.
Tylototriton anguliceps. (Foto: AFP/Porrawee POMCHOTE)
Namun ada kekhawatiran banyak spesies mungkin mati, bahkan sebelum ditemukan di
kawasan dunia yang berkembang pesat, di mana aturan hukum sangat buruk dan
penyelundupan satwa liar merajalela. "Wilayah Mekong Besar adalah magnet
bagi para ilmuwan konservasi dunia karena keragaman yang luar biasa dari
spesies yang terus ditemukan di sini," kata Jimmy Borah, dari tim Greater
Mekong WWF.
"Mereka berpacu dengan waktu demi memastikan bahwa spesies yang baru ditemukan ini dilindungi," imbuhnya seperti dikutip Daily Mail dari laporan AFP, Senin (19/12/2016).
Wilayah Greater Mekong, meliputi barat daya Tiongkok, Vietnam, Kamboja, Laos, Thailand, dan Myanmar, berada di bawah tekanan dari waduk dan pembangunan jalan serta berkembangnya perdagangan satwa liar. Banyak perdagangan liar berpusat di sekitar kawasan Segitiga Emas tanpa hukum di mana tiga negara terakhir saling berbatasan. "Banyak kolektor bersedia membayar ribuan dolar atau lebih untuk jenis paling langka, spesies yang paling unik, dan paling terancam punah," kata Borah.
Secara total, para ilmuwan menggambarkan 163 spesies baru pada 2015 termasuk sembilan amfibi, tiga mamalia, 11 ikan, 14 reptil, dan 126 tanaman. Di antara yang paling menarik perhatian adalah Parafimbrios lao, seekor ular yang ditemukan di kawasan karst batu kapur di Laos utara. Sisik ular itu mencerminkan warna seperti pelangi di sekitar tudung kepalanya.
"Mereka berpacu dengan waktu demi memastikan bahwa spesies yang baru ditemukan ini dilindungi," imbuhnya seperti dikutip Daily Mail dari laporan AFP, Senin (19/12/2016).
Wilayah Greater Mekong, meliputi barat daya Tiongkok, Vietnam, Kamboja, Laos, Thailand, dan Myanmar, berada di bawah tekanan dari waduk dan pembangunan jalan serta berkembangnya perdagangan satwa liar. Banyak perdagangan liar berpusat di sekitar kawasan Segitiga Emas tanpa hukum di mana tiga negara terakhir saling berbatasan. "Banyak kolektor bersedia membayar ribuan dolar atau lebih untuk jenis paling langka, spesies yang paling unik, dan paling terancam punah," kata Borah.
Secara total, para ilmuwan menggambarkan 163 spesies baru pada 2015 termasuk sembilan amfibi, tiga mamalia, 11 ikan, 14 reptil, dan 126 tanaman. Di antara yang paling menarik perhatian adalah Parafimbrios lao, seekor ular yang ditemukan di kawasan karst batu kapur di Laos utara. Sisik ular itu mencerminkan warna seperti pelangi di sekitar tudung kepalanya.
Phuket, pulau wisata di Thailand yang berkembang pesat dalam beberapa dekade
terakhir, ditemukan kadal (acanthosaura phuketensis) dengan punggung menakutkan
tampak dari tanduk di bagian kepala dan ekornya. Dan di utara negara itu,
provinsi Chiang Rai, para peneliti menemukan kadal (Tylototriton anguliceps)
bertubuh merah dan hitam menyilaukan yang mereka samakan dengan kepala Klingon
dari film Star Trek.
Di Kamboja dan Vietnam,
spesies katak kecil baru juga ditemukan. Dengan panjang 3cm, leptolalax isos,
dapat ditaruh di ujung jari. Spesies ini pertama kali terlihat pada 2006,
tetapi ulasan pengamat mengonfirmasi temuan terakhir memang spesies baru dalam
kurun hampir satu dekade. Antara 1997 hingga 2015, sebanyak 2.409 spesies baru
telah ditemukan di Greater Mekong, setara dengan dua penemuan baru per pekan.
(Wil/Rabi)