Salam X-Kars
Situbondo - radarbesuki.com
Salah satu agenda penting dari rangkaian kegiatan haul Majemuk Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Salafi’iyah Syafi’iyah Sukorejo tahun ini adalah Usulan gelar pahlawan Nasional terhadap Pengasuh kedua Kiai As’ad Syamsul Arifin. Usulan tersebut dibahas khusus dalam acara dialog dengan alumni pada malam hari dan Sarasehan Nasional yang dihadiri tokoh-tokoh penting beberapa saat sebelum acara puncak haul Minggu, (08/03/2015) Membuahkan hasil
Atas usulan tersebut Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo KHR Ach. Azaim Ibrahimy hanya bisa mengiyakan dan merestuinya. Cucu Kiai As’ad itu mengatakan dirinya tidak akan mencampuri usulan gelar pahlawan nasional terhadap Kiai As’ad. Sebab keluarga besar Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo tidak memiliki kepentingan apapun atas gelar tersebut. Sebab menurutnya tanpa mendapatkan gelar dari siapapun sosok Kiai As’ad adalah pahlawan sampai kapan pun.
Soal semakin kuatnya usulan dari berbagai pihak agar Kiai As’ad dianugerahi gelar pahlawan Kiai muda karismatik itu menjawab hal itu sepenuhnya menjadi urusan Pemerintah.
Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf yang didaulat menjadi nara sumber pada sarasehan tersebut menargetkan gelar Pahlawan Nasional kepada KHR. As’ad Syamsul Arifin akan turun tahun ini. Dan ini dibuktikan dengan pernyataan Menteri Sosial Khafifah Indar Parawansa mengungkapkan, tahun ini akan ada satu orang Pahlawan Nasional yang disahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Penetapan itu akan disampaikan sebelum peringatan Hari Pahlawan 10 November mendatang.
Sosok yang akrab dipanggil Gus Ipul itu memandang tanpa dianugerahi gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah, Kiai As’ad sudah jadi pahlawan umat dan bangsa.
“Walaupun tanpa gelar dari pemerintah, Kiai As’ad sudah jadi pahlawan, pahlawan umat, pahlawan bangsa”. Ungkap Gus Ipul.
Lebih jauh ia menjelaskan saat ini masyarakat butuh figur yang bisa dijadikan teladan dan Kiai As’ad adalah sosok yang layak untuk itu, karena selain Kyai, ia juga ulama, pengasuh pesantren dan pejuang.
Dan yang paling fonomenal menurut Gus Ipul adalah pelaksanaan Munas NU tahun 1993 dan Muktamar NU tahun 1994. Kedua momentum tersebut merupakan jaza monomental Kyai Asad dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga Indonesia menjadi negara yang damai dalam keanekaragaman agama, suku dan ras
Di kesempatan yang sama Bupati Situbondo Dadang Wigiarto, dalam sambutannya mengatakan, Pemkab Situbondo akan mendukung penuh pengusupan gelar pahlawan nasional terhadap Kiai As’ad,
Menurut Dadang Wigiarto, untuk proses pengusulan gelar pahlawan tersebut Pemkab tidak akan bekerja sendirian, melaikan akan membentuk tim yang melibatkan Dinsos, serta Dewan Riset Daerah (DRD).
Lebih jauh Dadang Wigiarto menegaskan, selain akan membentuk tim pengusulan gelar pahlawan nasional Kiai As’ad, saat ini pihaknya juga mempersiapkan jalan yang akan diberi nama Kiai Haji Raden As’ad Syamsul Arifin. Perjuangan yang tidak sia-sia Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan. Berdasarkan hasil kajian Dewan Gelar yang sudah turun ke Situbondo, Bondowoso, Jember yang menjadi salah satu tempat dan rute perjuangan Kiai As’ad dalam mengusir penjajah, Kiai As’ad memang layak mendapat gelar pahlawan nasional karena kontribusinya terhadap bangsa dan negara, khususnya dalam kegigihannya mengusir penjajah sangat besar. (Rabi)