Sabtu, 15 Oktober 2016

BANYUWANGI

Salam X-Kars

Habisi Istri Karena Cemburu



Radar Besuki

Nyawa istri dihabisi dengan tekat ,diduga diliputi rasa cemburu yang kebablasan, suami nekat menghabisi istrinya sendiri dengan celurit. Itulah yang terjadi dalam rumah  tangga pasangan Harjoso, 55, dan Supiati,  43, warga Dusun Krajan, Desa Bengkak,  Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.
 
Akibat dibakar cemburu buta, Harjoso nekat menghabisi istrinya sendiri dengan sebilah celurit di tengah sawah sekitar pukul 12.00 kemarin (15/10). Akibat kejadian itu, korban tewas  seketika dengan kondisi perut robek. Korban langsung nyungsep di saluran irigasi sawah usai terkena sabetan senjata tajam milik Harjoso.

Sementara itu,  pelaku sempat berusaha kabur usai menghabisi nyawa istrinya sendiri. Beruntung Harjoso yang asli Besuki,  Situbondo, itu berhasil  diamankan satu jam usai kejadian. Dia di tangkap  polisi saat berusaha  mencegat kendaraan di  sekitar pintu masuk  Kampe, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.

“Pelakunya sudah diamankan dengan barang bukti celurit dan sandal miliknya,” beber Iptu Kusmin, Kapolsek Wongsorejo. Untuk menghindari amuk massa, Harjoso diamankan di Mapolres Banyuwangi. Sementara itu, korban langsung   dievakuasi menuju IKK RSUD Blambangan untuk menjalani visum.

Kasus berdarah itu terjadi Sabtu  (15/10) sekitar pukul 12.00 kemarin. Ceritanya, saat itu  arjoso hendak pulang ke rumahnya usai  bertani di sawah.  Tak dinyana, rumah dalam kondisi terkunci dan istrinya tidak ada di rumah. Mengetahui hal  itu, dia berusaha mencari istrinya   ke rumah mertuanya yang hanya berjarak 200 meter.

Di sana dia  bertemu Supiati. Pria itu segera  mengajak istrinya pulang. Tidak ada kejanggalan saat keduanya meninggalkan rumah mertuanya. Di tengah jalan, Harjoso mengajak bicara istrinya itu. Namun, diduga ajakan mengobrol itu tidak digubris korban.

Supiati hanya diam seribu bahasa atas ajakan ngobrol pelaku. Melihat sikap istrinya itu, rupanya tensi pembicaraan Harjoso mulai naik. Dia diduga mulai menyinggung inti masalah keluarga, yakni  isi pesan singkat di telepon seluler (ponsel) yang menyebabkan keduanya terlibat cekcok selama  satu bulan terakhir.

Namun, Supiati tetap diam. Hal itulah yang menyebabkan pelaku semakin kalap.  Dia mulai bersikap kasar kepada istrinya. Melihat gelagat tidak baik, Supiati berusaha lari. Ironis, hal itu semakin membuat Harjoso kalap. Dia mengayunkan celurit yang dibawanya ke tubuh istrinya  itu.
Tebasan pertama mengenai wajah dan telinga kanan korban.  Hal itu membuat korban lemah. Imbasnya, pelaku mudah menghampirinya dan menebaskan   celurit yang kedua kali. Tebasan itu mengenai perut sebelah kiri. Korban pun roboh dan langsung   nyungsep ke saluran irigasi.

Menyadari istrinya terkapar, Harjoso berusaha kabur. Terlebih lagi setelah beberapa warga mengetahui aksi yang dilakukannya terhadap korban.  Takut amukan warga, dia kabur dan membuang celurit dan ponsel  yang dibawanya sekitar 60 meter  dari lokasi kejadian.

Warga segera melaporkan kasus itu ke Mapolsek Wongsorejo.  Satu jam kemudian pelaku berhasil diamankan di sekitar Kampe, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. “Dia hendak mencegat mobil yang lewat, tapi  tidak ada yang berhenti. Pelaku langsung kami amankan,” pungkas Kusmin.
 
Insiden berdarah di Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, mengundang tanda tanya besar di sebagian masyarakat. Salah satunya terkait aksi nekat Harjoso menghabisi  nyawa istrinya sendiri.
 
Padahal,  keduanya sudah dikaruniai dua anak dari perkawinannya dan sudah dikaruniai cucu. Paman korban, Ahmad Fauzi, mengakui ada sedikit masalah dalam  rumah tangga mereka.  Hanya saja, dia tidak menyebut  masalah yang membelit pasangan suami istri itu.


“Sudah satu bulan ini keduanya terlibat cekcok,”  bebernya. Ahmad Fauzi dan pihak keluarga lain pun sempat tidak ambil  pusing terkait masalah yang membelit keponakannya itu. Dia menyadari dalam rumah tangga  ada masalah merupakan hal yang biasa.

Hanya saja, dia tidak mengira bila masalahnya itu kan sejauh ini.  Sementara itu, Harjoso saat   diamankan di Mapolres Banyuwangi sedikit pun tidak tampak menyesal. Dengan tangan terborgol, dia sempat menebar senyum saat digiring menuju ruang pemeriksaan.

Lalu, apa alasan dia menghabisi nyawa istrinya yang sudah dinikahinya lebih-kurang 30 tahun itu.  Harjoso menjawab bahwa  istrinya kedapatan selingkuh.  Setiap hari kerjanya hanya  mengirim pesan singkat (SMS) dan telepon. Pelaku kerap menemukan isi telepon seluler (ponsel) milik istrinya.

“Ada isinya dia main mesra-mesraan. Saya tahu  orangnya itu anak yang kerja diproyek,” bebernya. Sebagai suami, dirinya sudah kerap memperingati istrinya itu agar tidak main SMS dan telepon.  Namun, hal itu tidak diindahkan  korban.

Yang ada, Supiati justru  semakin keranjingan dalam mengirim SMS dan telepon.  Bahkan, bukan kali ini saja korban dikatakan Harjoso mengirim  pesan singkat dan telepon.  Sudah lama sebenarnya, Harjoso menyimpan api cemburu melihat  kelakuan istrinya itu sudah lama. Peringatan yang diberikan tidak digubris. Ibaratnya masuk telinga  kanan dan keluar telinga kiri.

“Saya jengkel dia mainan hand phone dengan orang itu,” serunya. (Rabi)