Salam X-Kars
Banyuwangi - radarbesuki.com
Menjadikan sungai sebagai wajah kota, Pemkab Banyuwangi melakukan penataan lingkungan di sekitar sungai. Lewat program Banyuwangi Berwarna, lingkungan sungai dipulihkan dan diartistik ulang.
Salah satunya dengan mengecat bangunan dan dindingnya di sepanjang bantaran sungai agar terlihat lebih menarik. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan sungai harus menjadi wajah Banyuwangi yang mencerminkan budaya masyarakatnya.
Di banyak negara maju seperti Korea dan Prancis sungai menjadi bagian penting kota yang sangat dijaga kebersihannya dan menjadi simbol kemajuan budaya penduduknya. Kami ingin masyarakat Banyuwangi bisa mulai memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan sungai.
Mari jadikan sungai sebagai halaman depan kota kita yang bersih dan indah,” kata Bupati Anas saat melakukan bakti sosial warga Banyuwangi di sekitar Kali Lo, Banyuwangi, Sabtu (12/10). Selain itu, imbuh Anas, kebersihan sungai ini sebagai upaya mendorong daya saing pariwisata di kabupaten yang berjuluk The Sunrise of Java ini.
Bukan hanya menjaga kebersihannya, namun fasad sungai juga perlu dipercantik. Sungai Kalilo, Kelurahan Singonegaran, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, kini tampak berbeda. Selain bersih, sepanjang bantaran sungai kini berwarna-warni. Pelengsengan sungai dan tembok-tembok rumah yang menghadap ke sungai kini berwarna-warni. Ini bisa menjadi obyek wisata baru. Ditambahkan Anas, warna -warni cat tersebut akan menjadikan areal sungai menjadi segar dan tampak menarik. Warna-warni yang indah ini, lanjut dia, akan membantu mengembalikan keindahan sungai.
“Dengan membersihkan sungai berarti ikut berkontribusi membangun Banyuwangi. Sungai bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri. Seperti sekarang dimana bangunan di sekitarnya kita cat menarik sehingga menjadi spot tersendiri," kata Anas.
Sungai Kalilo memiliki sejarah bagi Banyuwangi. Banyak lagu-lagu Banyuwangi yang terinspirasi dari Sungai Kalilo. Kalilo merupakan sungai yang mengalir di pusat kota Banyuwangi.
Kalilo sangat fenomenal karena lokasinya yang sangat strategis dan fungsinya di masa lalu. Berdasarkan cerita masyarakat, Kalilo berasal dari kata kali dan elo. Kali adalah sungai, sedangkan Elo merupakan nama pohon yang dulu banyak tumbuh di Kelurahan Singonegaran dan Pengantigan.
Kepala Dinas PU Pengairan Guntur Priambodo mengatakan, kegiatan ini adalah bagian dari merevitalisasi Kali Lo. Pemkab Banyuwangi secara bertahap akan mengembalikan kondisi Sungai Kalilo.
"Kami ingin meng-create Kalilo yang juga ikon bagi Banyuwangi ini menjadi sebersih dulu. Dulu orang bisa menikmati kejernihan Kalilo sepanjang hulu hingga hilir. Sekarang kan sudah dicemari limbah industri kecil maupun rumah tangga. Ini yang akan kami kembalikan seperti dulu. Dipercantik dulu, agar mindset masyarakat bisa berubah ," kata Guntur.
Upaya pembenahan ini, lanjut Guntur, pihaknya menggandeng Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (IKA ITS).
"Alumni ITS siap menyumbangkan tenaga-tenaga ahlinya yang telah mumpuni. Kerja sama ini akan menjadi energi positif bagi Banyuwangi," kata Guntur.
Sekitar 90 alumni-alumni ITS, masyarakat sekitar, dan Pemkab Banyuwangi, mengecat tembok dan pelengsengan sungai, Sabtu pagi. Mereka bergotong royong membuat sungai lebih indah dan sedap untuk dipandang. Melalui program Banyuwangi Berwarna, mereka bekerja sama membuat sungai bersih dan berwarna-warni.
Tahap awal ini, lanjut Guntur, akan mulai dihilangkan cerobong-cerobong atau pipa pembuangan yang masuk ke sungai. "Nantinya tidak akan ada lagi pipa pembuangan yang menjorok ke sungai. Sebagai gantinya, kami akan buatkan sumur resapan. Ini akan kami uji cobakan dalam kurun satu tahun ke depan," tandas Guntur.
Wakil Dekan Fakultas Teknik ITS, Warma Dewanti mengatakan, apa yang dilakukan IKA ITS di Banyuwangi ini merupakan bagian dari banyak kerjasama antara IKA ITS dengan Pemkab Banyuwangi.
"Kami sangat senang bisa ambil bagian dari kegiatan Banyuwangi Berwarna. Kami ingin mewarnai lingkungan baik dari segi arsitekturnya maupun kebersihan lingkungannya. Secara bertahap kami juga akan mengedukasi masyarakat sekitar sungai supaya tidak mengotori sungai," jelas Warma (Rabi)