Senin, 08 Agustus 2016



 Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Penny Kusumastuti Lukito, tentang Pembenahan Tata Kelola Obat
“Saya Bertekad untuk Membangun Sistem yang Lebih Baik”

Radar Besuki
Presiden Joko Widodo meminta agar manajemen di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) diperbaiki lagi pasca terbongkarnya kasus vaksin palsu yang menimbulkan kekhawatiran masyarakat, khususnya orang tua yang memiliki anak balita.
Presiden Jokowi berharap terjadinya kasus vaksin palsu yang merupakan kejahatan luar biasa ini mampu dijadikan momentum bagi semua pihak untuk berbenah diri memperbaiki tata kelola dan industri farmasi nasional.
Permintaan Presiden tersebut menjadi tugas khusus bagi Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito yang baru dilantik pada Rabu (20/7).
Seperti apa langkah-langkah yang akan dilakukan Kepala BPOM, Penny K Lukito, Koran Jakarta mewawancarainya beberapa waktu lalu. Berikut petikannya:
Apa yang akan dilakukan oleh Ibu setelah dilantik jadi Kepala BPOM?
Pertama saya terima kasih atas amanah dan jabatan yang diberikan Bapak Presiden. Tentunya tugas berat ada di depan tetapi ini tugas bersama-sama.

Saya percaya, kita akan bekerja sama dengan lebih erat lagi dengan di antara BPOM dan semua stakeholder yang terkait.
Lalu, langkah apa yang akan dilakukan terkait vaksin palsu yang telah menjadi atensi Presiden agar segera dituntaskan?
Apa yang sedang terjadi dengan kasus vaksin palsu sudah ada dalam proses penindakan dan proses lebih jauh saat ini.

Progresnya seperti apa?

Sudah ada tim yang dibentuk. Mari kita bersama bekerjasama, kami berkomitmen meneruskan proses tersebut.
Lalu soal reformasi di BPOM seperti apa?
Tugas saya ke depan adalah, seperti keinginan Pak Presiden, mendukung penguatan BPOM, tugas kami adalah memperkuat sistem pengawasan obat dan makanan untuk menjaga kesehatan masyarakat, keselamatan bangsa, dan masa depan bangsa kita, anak- anak kita.
Saya sangat simpati untuk keluarga yang terkena dengan vaksin palsu. Tentunya saya ikut prihatin, mudah-mudahan ini tidak akan terjadi lagi.
Ibu disebut jago dalam pengawasan barang, untuk pengawasan vaksin ke depan seperti apa?
Pak Presiden jelas menegaskan permasalahan ke depan itu adalah masalah manajemen, pengelolaan, tata kelola dari pengawasan obat dan makanan.
Itu saja. Saya berkomitmen untuk lebih membangun sistem yang lebih baik, kerja sama yang baik dalam tindak lanjut hasil pengawasan.
Karena pengawasan itu pada intinya adalah dua hal, kemandirian dan kedua pengawasan dari tindak lanjut hasil pengawasan itu sendiri. Itu yang masih lemah dalam hal ini dan itu yang kita perkuat dengan dukungan penuh dari Bapak Presiden.
Terkait wacana penambahan wewenang BPOM, bagaimana tanggapannya?
Pertama, tentunya adalah legal sistem-nya. Itu yang akan kita perkuat dan kami semua sudah sepakat berkoordinasi dengan kementerian kesehatan dan mitramitra lain terkait, dengan penyidik, dan sebagainya.
Apakah dengan legal sistem ini akan muncul UU BPOM? Insya Allah. (rabi)