Tim Sekjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) melakukan kunjungan
kerja ke Kabupaten Banyuwangi. Tujuannya, untuk melakukan kajian
interkonektivitas pertambangan dan pariwisata di kabupaten ujung timur
Pulau Jawa ini. Kedatangan rombongan tersebut, diterima langsung Wakil
Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko di aula Rempeg Jogopati,
Tim
Wantannas terdiri dari Sekjen Wantannas, Letjen TNI M. Munir; Deputi
Jiandra, Laksda TNI Eko Djalmo Asmadi; Staf Ahli Bidang Ekonomi, Irjen
Pol. Bambang Hermanu; dan Staf Ahli Bidang Hukum, M. Ghazalie. Juga tiga
orang anjak dari kedeputian Jiandra, yakni Anjak Ekoint, Kolonel Cku
Ngadiman; Anjak Ekoreg, Kolonel Sus Agus Suharto; dan Anjak Sosbudin,
Hadian Ananta Wardhana.
Wantannas merupakan lembaga negara yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Tugasnya
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pembinaan ketahanan nasional
guna menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia.
Sekjen
Wantannas Letjen TNI M. Munir menyampaikan, kedatangannya bersama
rombongan adalah untuk menggali dan menghimpun berbagai permasalan di
Banyuwangi. Temasuk permasalahan yang terkait dengan peningkatan
pariwisata daerah untuk mendongkrak perekonomian warga.
“Berbagai
permasalahan yang kami tampung dari sini, kami akomodir dan analisis
terlebih dahulu. Selanjutnya, akan kami teruskan kepada Presiden untuk
mencari solusinya,” kata
Letjen TNI Munir usai menggelar tanya jawab antara pihak Pemkab Banyuwangi dengan timnya.
Munir
mengaku, pihaknya telah menyerap sejumlah permasalahan yang dihadapi
Pemkab Banyuwangi. Namun, lanjut dia, permasalahan-permasalah tersebut
cukup ringan jika dibandingkan dengan permasalahan yang ditemukan di
daerah lain.
“Di Banyuwangi tidak ada permasalahan yang krusial.
Bahkan saya lihat, dengan kreativitas, pemerintah Banyuwangi telah
sukses mencari celah untuk mengatasinya. Kesejahteraan masyarakatnya pun
terus membaik. Terlihat dari pertumbuhan ekonomi dan income per kapita
yang terus meningkat. Serta penurunan angka kemiskinan yang signifikan
dalam kurun lima tahun terakhir,” ungkap Munir.
Dalam kesempatan
tersebut, Munir juga menilai bahwa kondisi kabupaten ujung timur Pulau
Jawa ini cukup aman. Kondisi seperti inilah, menurut dia, yang sangat
diperlukan untuk keberhasilan pembangunan daerah.
”Artinya apa
yang sudah dilakukan pemkab sudah pada track-nya. Tinggal melanjutkan
apa yang sudah baik dan terus berinovasi untuk merebut peluang-peluang
pariwisata. Karena ke depan, sektor inilah yang diprediksi mampu
mendorong perekonomian warga,” kata Munir.
Sementara itu, Wabup
Yusuf mengatakan sejurus dengan pemerintah pusat, saat ini sektor
pariwisata menjadi salah satu unggulan pembangunan di Banyuwangi. Wabup
Yusuf pun menjelaskan alasan Banyuwangi memilih mengembangkan Banyuwangi
dengan konsep ekoturisme.
“Banyuwangi itu khas. 40 persen wilayah
kami terdiri atas taman nasional, perkebunan dan kehutanan. Karena itu,
kami putuskan pariwisata Banyuwangi harus dikembangkan dengan konsep
ecotourism. Pariwisata yang berbasis atas keaslian alam dan
pengembangannya juga selaras dengan alamnya,” kata Wabup.
Konsep ekoturisme akhirnya membuahkan hasil setelah diterapkan. Bahkan beberapa duta besar mulai tertarik datang ke Banyuwangi.
“Kami
tak akan pernah berhenti mengembangkan pariwisata Banyuwangi, termasuk
untuk menjadikan sektor pertanian sebagai bagian menarik di dalamnya
untuk diexplore. Serta pendidikan jadi bagian untuk menjadikan SDM-nya
terdidik dan bisa mengembangkan pariwisata menjadi lebih baik,” ujar
Wabup Yusuf.
Kunjungan wisatawan di Banyuwangi menunjukkan
progress yang positif, meningkat sebesar 161 persen dari 651.500 orang
(2010) menjadi 1,7 juta orang (2015). Lonjakan juga terjadi pada jumlah
penumpang di Bandara Blimbingsari Rogojampi. Dari hanya 7.826 penumpang
(2011) menjadi 110.234 penumpang (2015). “Peningkatan ini mencapai 1.308
persen,” pungkas Wabup Yusuf Widyatmoko (Rabi)