Salam X-Kars
BLITAR - Longsor dan lahar dingin Gunung Kelud diprediksi masih mengintai kawasan Sungai Kali Lahar wilayah Kecamatan Garum dan Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Sebab, curah hujan di bulan ini masih tinggi, sehingga para penambang pasir dilarang beraktivitas.
“Sebab situasi di lapangan sangat berbahaya. Kita mengeluarkan imbauan yang intinya melarang aktivitas,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Heru Irawan kepada wartawan, Minggu (18/9/2016).
Sebelumnya, longsor menimpa truk pengangkut pasir yang tengah beraktifitas di kawasan Sungai Kali Putih Kecamatan Garum. Runtuhan tebing setinggi 20 meter mengubur sopir dan kendaraanya hidup-hidup.
Setelah mendatangkan alat berat dan penyisiran selama lima hari, petugas akhirnya berhasil mengevakuasi jenazah sopir Samsul Abidin (20), warga Desa Ringinpitu, Kabupaten Tulungagung.
Sebelumnya lahar dingin juga pernah menghempaskan belasan truk pencari pasir. Selain Kali Putih, Kali Bladak di Kecamatan Nglegok, dan Kalilekso di Kecamatan Wlingi, kata Heru juga masuk zona berbahaya.
Di sekitar gugusan tebing cadas dan terjal banyak titik longsor yang tidak terduga. “Dan ancaman sewaktu waktu datang jika hujan mengguyur deras,” terang Heru.
Sebagai upaya pencegahan BPBD telah berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan. Yakni dengan memasang puluhan rambu peringatan di sejumlah titik zona berbahaya. “Kita berharap warga untuk tidak nekat sebab kenyataanya sudah jatuh korban,” pungkasnya.
Kapolres Blitar, AKBP Slamet Waloya mengaku, sudah berulangkali mengeluarkan imbauan larangan aktivitas pertambangan pasir. Namun masih banyak penambang yang tidak menghiraukan.
“Mungkin karena aktivitas ini merupakan mata pencaharian. Karenanya tidak sedikit yang nekat. Padahal hal itu sangat berbahaya,” ujarnya.
BLITAR - Longsor dan lahar dingin Gunung Kelud diprediksi masih mengintai kawasan Sungai Kali Lahar wilayah Kecamatan Garum dan Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Sebab, curah hujan di bulan ini masih tinggi, sehingga para penambang pasir dilarang beraktivitas.
“Sebab situasi di lapangan sangat berbahaya. Kita mengeluarkan imbauan yang intinya melarang aktivitas,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Heru Irawan kepada wartawan, Minggu (18/9/2016).
Sebelumnya, longsor menimpa truk pengangkut pasir yang tengah beraktifitas di kawasan Sungai Kali Putih Kecamatan Garum. Runtuhan tebing setinggi 20 meter mengubur sopir dan kendaraanya hidup-hidup.
Setelah mendatangkan alat berat dan penyisiran selama lima hari, petugas akhirnya berhasil mengevakuasi jenazah sopir Samsul Abidin (20), warga Desa Ringinpitu, Kabupaten Tulungagung.
Sebelumnya lahar dingin juga pernah menghempaskan belasan truk pencari pasir. Selain Kali Putih, Kali Bladak di Kecamatan Nglegok, dan Kalilekso di Kecamatan Wlingi, kata Heru juga masuk zona berbahaya.
Di sekitar gugusan tebing cadas dan terjal banyak titik longsor yang tidak terduga. “Dan ancaman sewaktu waktu datang jika hujan mengguyur deras,” terang Heru.
Sebagai upaya pencegahan BPBD telah berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan. Yakni dengan memasang puluhan rambu peringatan di sejumlah titik zona berbahaya. “Kita berharap warga untuk tidak nekat sebab kenyataanya sudah jatuh korban,” pungkasnya.
Kapolres Blitar, AKBP Slamet Waloya mengaku, sudah berulangkali mengeluarkan imbauan larangan aktivitas pertambangan pasir. Namun masih banyak penambang yang tidak menghiraukan.
“Mungkin karena aktivitas ini merupakan mata pencaharian. Karenanya tidak sedikit yang nekat. Padahal hal itu sangat berbahaya,” ujarnya.