Salam X-Kars
Kurang Tidur Sebabkan Depresi
Radar Besuki
Sejumlah penelitian dalam beberapa tahun belakangan ini
mengungkapkan, insomnia bukan terjadi setelah seseorang mengalami
depresi. Sebaliknya, insomnia justru terjadi di awal, hingga kemudian
memicu depresi.
Alice Gregory, seorang Guru Besar Psikologi di University of London
mengatakan, kurang tidur pada malam hari bisa membuat seseorang tak bisa
mengendalikan emosinya. Dia pun mengungkapkan bagaimana kurang tidur
pada akhirnya bisa memicu depresi.
Ia menuturkan sebuah penelitian yang fokus pada amigdala, yaitu area
otak yang memainkan peran penting terkait emosi dan tingkat kecemasan
seseorang.
Dalam penelitian itu, mereka yang kurang tidur menunjukkan respon
amigdala sangat besar ketika diberikan gambaran emosi negatif dibanding
mereka yang cukup tidur.
Bagian otak yang mengatur amigdala juga terlihat lemah. Itu artinya,
ketika kurang tidur, mereka kurang mampu mengendalikan emosinya. Alice
juga melakukan penelitian genetik untuk melihat hubungan antara depresi
dan insomnia.
Orang yang insomnia juga akan lebih rentan mengalami depresi. Selain
itu, insomnia dan depresi juga sama-sama menurunkan sistem kekebalan dan
menimbulkan peradangan dalam tubuh.
Dengan begitu, memperbaiki kualitas tidur dipercaya dapat mencegah,
atau bahkan mungkin mengobati depresi. Peneliti menemukan, ketika
insomnia dapat diatasi, kecemasan dan gejala depresi pun berkurang.
Saat ini penelitian masih dilanjutkan untuk melihat apakah mengatasi
masalah kurang tidur juga membantu mengobati masalah kesehatan jiwa
lainnya.
Maka, mulai lah mengatur jam tidur dan bangun tidur dengan teratur. Jadikan kebiasaan tidur yang cukup sebagai gaya hidup sehat.(Rabi)