Salam X-Kars
Banyuwangi , Rabi
Penurunan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Banyuwangi yang signifikan mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Wonosobo, Agus Subagio melakukan studi banding ke Banyuwangi, Rabu (23/11). Mereka diterima langsung oleh Plt Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Djadjat Sudradjat.
Agus Subagio membawa langsung 21 birokrat lintas satuan perangkat kerja daerah (SKPD) ini. Agus menjelaskan kedatangan dirinya untuk belajar langsung pengentasan kemiskinan yang telah dilakukan oleh Banyuwangi.
“Awalnya kami mengetahui ini setelah menonton tayangan televisi di mana Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjadi salah satu nara sumbernya. Di sana bupati membeberkan bagaimana upayanya menangani kemiskinan, di samping program-program lainnya yang menjadi terobosan bagi pemerintah daerahnya. Kami sangat tertarik, dan ingin langsung mengadopsi,” kata Agus.
Menurut Agus, Banyuwangi dianggap efektif menurunkan angka kemiskinan. "Padahal, kami yang dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, peringkat kemiskinannya berada di urutan terbawah, mau menurunkan 2 persen saja sulitnya minta ampun,” kata Agus.
Kabupaten Wonosobo memiliki luas 984,68 Km2 dengan jumlah pendududuk 900.653 jiwa.
Agus pun sempat membeberkan masalah kemiskinan yang menonjol di Wonosobo. Mulai dari rendahnya angka lama sekolah, kurangnya sanitasi yang sehat, hingga asupan gizi yang kurang bagi masyarakat.
Sementara itu, Plt Sekda Djajat Sudrajat menjelaskan bahwa keberhasilan Banyuwangi dalam menurunkan angka kemiskinan berkat strategi keroyokan banyak sektor yang ditempuh Banyuwangi.
Dijelaskan Djajat, keroyokan yang dimaksud adalah pemerintah, BUMN, dan swasta bergandengan tangan saling dukung menyelesaikan masalah-masalah kemiskinan.
“Sebab jika hanya mengandalkan dana dari APBD, masalah kemiskinan tidak akan pernah selesai. Misalkan saat TNI akan melakukan karya bakti, kita arahkan untuk membuat program bedah rumah. Ini akan memperluas sasaran pengentasan kemiskinan yang belum tercover APBD. Praktis jumlah angka kemiskinan di Banyuwangi lebih cepat berkurang,” kata Djadjat .
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Banyuwangi Suyanto Waspo Tondo menambahkan progress angka kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan. Tingkat kemiskinan pada 2010 sebesar 20,4 persen, pada 2015 sudah berhasil turun sebesar 9,2 persen.
Strategi lain yang diterapkan adalah memberikan perlindungan sosial bagi penduduk miskin. Program yang digagas antara lain lewat program jaminan kesehatan masyarakat miskin baik yang masuk dalam daftar BPJS maupun tidak.
“Di bidang pelayanan dasar, akses juga terus ditingkatkan. Setiap anak, dijamin pendidikan dasarnya. Selain ada Bantuan Operasional Siswa (BOS), Pemkab menginisiasi program Siswa Asuh Sebaya, dimana secara periodik siswa yang mampu menyisihkan uang sakunya untuk membantu kebutuhan belajar siswa yang tidak mampu,” kata Yayan.
Di sektor perekonomian, pemkab juga terus mendorong pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat di sektor mikro yang pertumbuhannya terus meningkat signifikan dari tahun ke tahun.
“Pemkab juga menggerakkan sektor pariwisata. Sektor ini melibatkan masyarakat secara langsung dan paling cepat pengaruhnya bagi perekonomian daerah. Langkah yang ditempuh mulai dari penataan wisata, membuka destinasi wisata baru, membuat berbagai even skala nasional dan internasional yang mampu mengundang banyak wisatawan seperti Banyuwangi Festival. Sektor ini mendorong tumbuhnya jasa transportasi, kuliner, perhotelan, dan aneka kerajinan rakyat, " pungkas Yayan. (rabi)