Bondowoso - Radar Besuki
Jalan
akses menuju Desa Brambang Darusalam, Kecamatan Tlogosari, ambrol. Akibatnya,
ribuan warga cemas dan khawatir akan akses keluar masuk ini. Pasalnya, selain
terancam terisolir, jiwa penduduk setempat merasa terancam ketika melintas
diatas tebing curam dan berbahaya tersebut.
Sepanjang 50 meter
lebih, jalan desa satu –satunya ini sudah mulai longsor. Bahu jalan yang semula
dapat dilintasi kendaraan roda empat bersalipan dengan pengendara motor, kini
tak lagi seperti biasanya. Bahkan, sepanjang 50 meter itu, roda empat (R2) tak
bisa melintas. “Jika kita paksakan, maka ta ayal akan terjun bebas, “kata
Johan, pengemudi pikap.
Tak hanya menyulitkan
akses ribuan warga, perekonomian penduduk setempat terancam mati total, tatkala
jalan ini putus akibat longsor. Penduduk yang bergantung pada pasar di
Tlogisari dan Pujer, mengaku akan terisolir. “Kalau jalan itu putus, maka
penduduk disini tidak bisa kemana –mana, apa lagi menuju pasar,” sambung
seorang warga.
Lanjutnya, jalan yang
mengalami longsor ini memang benar satu-satunya, tidak ada jalan alternative
disekitarnya. “Ribuan warga disini bergantung pada jalan ini. Mau kepasar
ataupun menjual hasil tani dan kebunnya. Jika tak segera dibangun (bronjong),
maka tidak menutup kemungkinan kekhawatiran kami (jalan putus), akan terjadi,”
tandasnya.
Disisi lain, Supriyanto
– Wakil Rakyat dari partai Gerindra mengatakan bahwa pihaknya sudah menerima
pemebritahuan dari BPBD 3 bulan yang lalu. Namun, ketika dikroscek kemarin,
jalan yang berbahaya bagi penduduk itu tak pernah ada perbaikan. “Ini sudah
tidak benar, selama 3 bula ini belum ada tindakan,” tandasnya.
Fraksi Grindra di Komisi
IV ini menambahkan bahwa pihaknya akan segera mengevaluasi dan akan
mengklarifikasi kepada dinas terkait. “Saya juga merasa kecewa terhadap BMCK
yang sebelumnya telah dipanggil komisi IV. Namun, begitu saya turlap, warga
sekitar menuturkan kalau hanya ada petugas yang mengukur saja.
Sekedar diketahui,
longsor ini masuk penanganan BPBD, namun di SKPD ini tidak tersedia anggaran.
Sehingga, wakil rakyat meminta PU Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) untuk
menangani ini, pasalnya penduduk yang terancam sekitar 2000 jiwa. Namun, hingga
berita ini dirilis, jalan akses tersebut masih belum ada perubahan alias masih
berbahaya. (Rabi)