Senin, 29 Agustus 2016

PENGEMBANGAN SEKTOR TANAMAN PANGAN SEBAGAI STRATEGI PEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT BONDOWOSO

Salam X-Kars

Bondowoso – Radar Besuki

Pengembangan sektor tanaman pangan merupakan salah satu strategi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang. Selain berperan sebagai sumber penghasil devisa yang besar, juga merupakan sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk. Untuk itu Dispeta Bondowoso mengunakan trobosan Serealia yang juga merupakan program pemerintah pusat.
Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, telah memunculkan kerisauan akan terjadinya keadaan “rawan pangan” di masa yang akan datang. Selain itu, dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, terjadi pula peningkatan konsumsi per-kapita untuk berbagai jenis pangan, akibatnya Indonesia membutuhkan tambahan ketersediaan pangan guna mengimbangi laju pertambahan penduduk yang masih cukup tinggi.
Untuk memenuhi kebutuhan beras dari produksi dalam negeri, telah ditetapkan sasaran produksi padi tahun 2016 sebesar 76,23 juta ton gabah kering giling (GKG). Banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai sasaran produksi tersebut.Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya peningkatan produksi yang luar biasa.
Masih terdapatnya senjang hasil di areal yang selama ini sudah dimanfaatkan serta masih tersedianya areal pertanian dan lahan potensial yang belum termanfaatkan secara optimal seperti lahan kering, rawa, lebak, pasang surut, lahan sementara tidak diusahakan dan lainnya, merupakan peluang bagi peningkatan produksi tanaman pangan khususnya padi. Potensi sumberdaya lahan ini harus dirancang dengan baik pemanfaatannya untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani, salah satunya melalui kegiatan peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan peningkatan luas tanam (ekstensifikasi).
Berbagai upaya peningkatan produksi baik melalui kegiatan peningkatan produktivitas maupun peningkatan luas tanam, telah dilaksanakan antara lain melalui Penerapan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT). Upaya ini telah terbukti mengungkit pencapaian produksi, namun kedepan akan dihadapkan dengan berbagai tantangan yang lebih beragam, oleh karena itu diperlukan penyempurnaan dan atau peningkatan kualitas baik pada tatanan perencanaan maupun operasionalisasi di lapangan.
Kasi Serealia Abjadi SP.Mp Disperta Bondowoso  ketikan dikonfirmasi masalah tersebut menyampaikan ”Menyadari fungsi dan peran penting padi tersebut, maka pemerintah terus berupaya untuk mewujudkan peningkatan produksi padi,selain difokuskan pada kegiatan peningkatan produktivitas (intensifikasi) juga dirancang kegiatan perluasan areal tanam (ekstensifikasi). Dalam Pelaksanaannya  diharapkan mengadopsi Teknologi Tanam Jajar Legowo.”ungkapnya 
Dikatakan  “Pada umumnya, varietas padi pada kondisi jarak tanam sempit akan mengalami penurunan kualitas pertumbuhan, seperti jumlah anakan dan malai yang lebih sedikit, panjang malai yang lebih pendek, dan tentunya jumlah gabah permalai berkurang bila dibandingkan pada kondisi jarak tanam yang lebar(potensial). Fakta dilapangan membuktikan bahwa penampilan individu tanaman padi pada jarak tanam yang lebar lebih bagus dibandingkan dengan jarak tanam yang rapat. “
“Beberapa kemungkinan yang menyebabkan rendahnya produktivitas pada jarak tanam rapat antara lain : persaingan dalam penerimaan cahaya matahari, pengurasan unsur hara yang intensif, peluang berkembangnya penyakit endemik sebagai akibat dari kondisi lingkungan mikro yang menguntungkan perkembangan penyakit, dll. “ Ujarnya
“Dengan teknologi tanam jajar legowo maka pada barisan tanaman terluar memberikan ruang tumbuh yang lebih longgar sekaligus sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar matahari lebih baik untuk pertanaman.Selain itu upaya penanggulangan gulma dan pemupukan dapat dilakukan dengan lebih mudah.   Pemahaman terhadap teknologi tanam jajar legowo padi menjadi penting agar manfaat yang akan diperoleh dari penerapannya akan lebih optimal. “ jelasnya
Ditempat terpisah Kepala Disperta H HINDARTO,SP,M.Si.ketika di konfirmasi menyampaikan “Melalui upaya akselerasi ini petani/kelompok tani/gapoktan akan mampu mengelola potensi sumberdaya yang tersedia secara terpadu dalam budidaya padi di lahan usahatani secara spesifik lokasi, sehingga petani mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka peningkatan produksi padi. Namun demikian, wilayah di luar program (pertanaman swadaya petani) tetap dilakukan pembinaan, bimbingan, pendampingan dan pengawalan sehingga produksi dan produktivitas tetap dapat meningkat, mengingat sasaran produksi yang telah ditetapkan meningkat dari tahun sebelumnya.”jelasnya
Hindarto juga menyampaikan “Dengan berbagai fasilitasi/stimulan yang diberikan pemerintah, diharapkan pelaksanaan penerapan teknologi tanam jajar legowo padi pada kegiatan peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan kegiatan perluasan areal tanam (ekstensifikasi) dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran.”harapnya (Rabi)