Salam X-Kars
Bondowoso – Radar Besuki
Pengembangan sektor tanaman pangan merupakan salah satu strategi kunci
dalam memacu pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang. Selain berperan
sebagai sumber penghasil devisa yang besar, juga merupakan sumber kehidupan
bagi sebagian besar penduduk. Untuk itu Dispeta Bondowoso mengunakan trobosan Serealia yang juga merupakan program pemerintah pusat.
Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, telah
memunculkan kerisauan akan terjadinya keadaan “rawan pangan” di masa yang akan
datang. Selain itu, dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan
kesejahteraan masyarakat, terjadi pula peningkatan konsumsi per-kapita untuk
berbagai jenis pangan, akibatnya Indonesia membutuhkan tambahan ketersediaan
pangan guna mengimbangi laju pertambahan penduduk yang masih cukup tinggi.
Untuk memenuhi kebutuhan beras dari produksi dalam negeri, telah
ditetapkan sasaran produksi padi tahun 2016 sebesar 76,23 juta ton gabah kering
giling (GKG). Banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai sasaran
produksi tersebut.Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya peningkatan
produksi yang luar biasa.
Masih terdapatnya senjang hasil di areal yang selama ini sudah
dimanfaatkan serta masih tersedianya areal pertanian dan lahan potensial yang
belum termanfaatkan secara optimal seperti lahan kering, rawa, lebak, pasang
surut, lahan sementara tidak diusahakan dan lainnya, merupakan peluang bagi
peningkatan produksi tanaman pangan khususnya padi. Potensi sumberdaya lahan
ini harus dirancang dengan baik pemanfaatannya untuk meningkatkan produksi dan
pendapatan petani, salah satunya melalui kegiatan peningkatan produktivitas
(intensifikasi) dan peningkatan luas tanam (ekstensifikasi).
Berbagai upaya peningkatan produksi baik melalui kegiatan peningkatan
produktivitas maupun peningkatan luas tanam, telah dilaksanakan antara lain
melalui Penerapan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT). Upaya ini
telah terbukti mengungkit pencapaian produksi, namun kedepan akan dihadapkan
dengan berbagai tantangan yang lebih beragam, oleh karena itu diperlukan
penyempurnaan dan atau peningkatan kualitas baik pada tatanan perencanaan
maupun operasionalisasi di lapangan.
Kasi Serealia Abjadi SP.Mp Disperta Bondowoso ketikan dikonfirmasi masalah tersebut
menyampaikan ”Menyadari fungsi dan peran penting padi tersebut, maka pemerintah
terus berupaya untuk mewujudkan peningkatan produksi padi,selain difokuskan
pada kegiatan peningkatan produktivitas (intensifikasi) juga dirancang kegiatan
perluasan areal tanam (ekstensifikasi). Dalam Pelaksanaannya diharapkan mengadopsi Teknologi Tanam Jajar
Legowo.”ungkapnya
Dikatakan “Pada umumnya, varietas
padi pada kondisi jarak tanam sempit akan mengalami penurunan kualitas
pertumbuhan, seperti jumlah anakan dan malai yang lebih sedikit, panjang malai
yang lebih pendek, dan tentunya jumlah gabah permalai berkurang bila
dibandingkan pada kondisi jarak tanam yang lebar(potensial). Fakta dilapangan
membuktikan bahwa penampilan individu tanaman padi pada jarak tanam yang lebar
lebih bagus dibandingkan dengan jarak tanam yang rapat. “
“Beberapa kemungkinan yang menyebabkan rendahnya produktivitas pada
jarak tanam rapat antara lain : persaingan dalam penerimaan cahaya matahari,
pengurasan unsur hara yang intensif, peluang berkembangnya penyakit endemik
sebagai akibat dari kondisi lingkungan mikro yang menguntungkan perkembangan
penyakit, dll. “ Ujarnya
“Dengan teknologi tanam jajar legowo maka pada barisan tanaman terluar
memberikan ruang tumbuh yang lebih longgar sekaligus sirkulasi udara dan
pemanfaatan sinar matahari lebih baik untuk pertanaman.Selain itu upaya
penanggulangan gulma dan pemupukan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Pemahaman terhadap teknologi tanam jajar
legowo padi menjadi penting agar manfaat yang akan diperoleh dari penerapannya
akan lebih optimal. “ jelasnya
Ditempat terpisah Kepala Disperta H
HINDARTO,SP,M.Si.ketika
di konfirmasi menyampaikan “Melalui upaya akselerasi ini petani/kelompok
tani/gapoktan akan mampu mengelola potensi sumberdaya yang tersedia secara
terpadu dalam budidaya padi di lahan usahatani secara spesifik lokasi, sehingga
petani mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka peningkatan produksi padi.
Namun demikian, wilayah di luar program (pertanaman swadaya petani) tetap
dilakukan pembinaan, bimbingan, pendampingan dan pengawalan sehingga produksi
dan produktivitas tetap dapat meningkat, mengingat sasaran produksi yang telah
ditetapkan meningkat dari tahun sebelumnya.”jelasnya
Hindarto juga menyampaikan “Dengan berbagai fasilitasi/stimulan yang
diberikan pemerintah, diharapkan pelaksanaan penerapan teknologi tanam jajar
legowo padi pada kegiatan peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan
kegiatan perluasan areal tanam (ekstensifikasi) dapat terlaksana dengan baik
dan tepat sasaran.”harapnya (Rabi)