Selasa, 30 Agustus 2016

Susahnya Bertahan Hidup

Salam X-Kars
Bondowoso - Radar Bondowoso

Potret kemiskinan masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi
pemerintah Kabupaten Bondowoso. Salah satunya adalah Mbah Nur, warga Desa
Mandiro, Kecamatan Tegalampel yang sudah berumur 75 tahun, ia harus
bekerja keras berjualan sayur kangkung demi untuk bertahan hidup.
Setiap harinya wanita berumur ini pulang pergi berjalan kaki
sejauh 10 KM. rutinitas ini untuk menjajakan dagangannya ke pasar
Sekarputih, salah satu pasar kecil yang ada dipinggiran Kota Bondowoso.
Walaupun bertatih – tatih karena sudah termakan usia, kerja keras untuk
bertahan hidup tetap ia jalani tanpa harus mengharapkan belas kasian dari
orang lain.
“*Kauleh ampon poloan tahon ajuelen kangkong*, hasel epon tak nantoh,
kadeng sobung, kadeng gik benynyak karenah (Saya sudah puluhan tahun
menjadi penjual sayur kangkung. Hasilnya tidak menentu, kadang habis kadang
masih ada sisa),” tutur Mbah Nur dengan logat maduranya yang khas.
Lebih jauh perempuan yang mengaku malu untuk meminta pada anak cucunya soal
biaya hidup ini, menceritakan bahwa apabila dagangannya habis terjual ia
bisa mendapatkan uang 10. 000 – 15. 000 rupiah, namun hal itu sangat
jarang ia dapatkan karena kurangnya pembeli sayur jenis kangkung seperti
jualannya itu.
“Kalau tidak habis, saya hanya membawa pulang uang sekitar 4000 – 6000
rupiah, sedangkan sisa sayur kangkung dibuang karena sudah tidak bisa
dibawa lagi pada keesokan harinya. Duang sayuran itu telang layu dan
menguning, kurang baik buat dikonsumsi,” ttuturnya dengan wajah sayu.
Namun begitu, upaya Pemkab bukanlah tidak ada sama sekali, guyuran program
pengentas kemiskinan terus direalisasikan. Ada kemungkinan bahwa nenek ini
salah satu warga Bondowoso yang belum tersentuh, atau dalam pendataan tidak
termasuk kategori keluarga harapan atau produktif.(Rabi)