Salam
X-Kars
Perkuat Sinergi TPID untuk Tekan Inflasi
Radar
Besuki
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur mencatat
inflasi di Jatim tak terkendali. Hingga Agustus 2016, total inflasi di Jatim
mencapai 1,80 persen. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dari total enam
provinsi di pulau Jawa.
"Separuhnya disumbang karena tingginya harga sektor pangan di daerah di Jatim. Selain itu, harga gula menjelang ramadan juga membuat laju inflasi terus merangkak naik," kata Tim Pengarah TPID Jatim, Benny Siswanto, di Surabaya, Minggu (18/9/2016).
"Separuhnya disumbang karena tingginya harga sektor pangan di daerah di Jatim. Selain itu, harga gula menjelang ramadan juga membuat laju inflasi terus merangkak naik," kata Tim Pengarah TPID Jatim, Benny Siswanto, di Surabaya, Minggu (18/9/2016).
Menurut Benny, TPID di kabupaten/kota di Jatim harus fokus
terhadap sinkronisasi kelembagaan dan distribusi tata pangan dari provinsi
hingga ke daerah. Untuk itu, TPID mendorong TPID di setiap kabupaten/kota di
Jatim bersinergi dengan baik, guna menekan laju inflasi.
"Kenapa bahan pangan menjadi fokus, karena sektor tersebut menjadi penyumbang laju inflasi terbesar. Penyebabnya karena distribusi yang buruk, sehingga harga bahan pangan di daerah menjadi tak terkontrol," kata pria yang juga Kepala Perwakilan BI Jatim itu.
Untuk menekan laju inflasi, Benny mengaku akan meningkatkan jumlah TPID di Jatim. Sebab, kata dia, Jatim hanya memiliki 16 TPID. Sehingga, kata dia, pengawasan terhadap pangan mulai dari produksi, distribusi hingga penjualan, dapat diawasi dan dikontrol dengan baik.
"Selama ini, harga pangan yang terus melambung karena minimnya sinergitas TPID Jatim dengan TPID di daerah. Sehingga produksi dan distribusi tidak merata. Hal itulah yang membuat harga naik dan mengerek laju inflasi," pungkas Benny. (rabi)
"Kenapa bahan pangan menjadi fokus, karena sektor tersebut menjadi penyumbang laju inflasi terbesar. Penyebabnya karena distribusi yang buruk, sehingga harga bahan pangan di daerah menjadi tak terkontrol," kata pria yang juga Kepala Perwakilan BI Jatim itu.
Untuk menekan laju inflasi, Benny mengaku akan meningkatkan jumlah TPID di Jatim. Sebab, kata dia, Jatim hanya memiliki 16 TPID. Sehingga, kata dia, pengawasan terhadap pangan mulai dari produksi, distribusi hingga penjualan, dapat diawasi dan dikontrol dengan baik.
"Selama ini, harga pangan yang terus melambung karena minimnya sinergitas TPID Jatim dengan TPID di daerah. Sehingga produksi dan distribusi tidak merata. Hal itulah yang membuat harga naik dan mengerek laju inflasi," pungkas Benny. (rabi)