Salam X-Kars
Nasional - www.radarbesuki.com
Sebanyak 30 pelaku seni memeriahkan Festival Candi Kembar di kawasan
Candi Plaosan, Desa Bugisan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah yang digelar
mulai 5-27 November 2016.
Kepala Desa Bugisan, Heru Nugroho mengatakan, festival digelar dalam rangkaian peluncuran Desa Wisata Bugisan.
“Awalnya hanya untuk mewadahi kesenian di tempat kami. Tetapi karena
kami sudah ada kerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), kami
undang kesenian di sekitar kami. Ternyata banyak yang daftar dan ingin
ikut,” kata dia
Heru menjelaskan, selain untuk mengenalkan Desa Wisata Bugisan,
festival juga ditujukan untuk mengenalkan candi yang ada di wilayah itu.
Candi Plaosan memiliki keunikan berupa bentuk dan arsitektur berupa dua
candi berbentuk persis. Bentuk candi yang sama itulah yang kemudian
menjadi nama festival tersebut.
Sementara, pada Festival Candi Kembang, sebanyak 30 pelaku seni
secara kelompok maupun perseorangan. Mereka tampil pada Sabtu dan Minggu
selama festival digelar. Kesenian yang ditampilkan diantaranya karawitan, pring sedapur, gejuk lesung, angklung, wayang millenium, jemparingan, jathilan, serta srandul.
Salah satu kesenian yang ditampilkan akan menyajikan kisah tentang
Candi Plaosan. “Tentu berkaitan dengan Candi Plaosan. Bagaimana
menyatukan dua agama besar Hindu dan Buda dalam arsitektur candi,” jelas
dia.
Selain penampil dari wilayah Prambanan, ada penampil yang berasal
dari daerah luar seperti Jakarta, Bali, Yogya, dan daerah lainnya.
“Untuk yang berasal dari wilayah Bugisan ada tujuh kelompok kesenian
yang tampil,” katanya.
Lokasi pementasan berada di sekitar Candi Plaosan. Sebanyak tiga
panggung disiapkan yakni panggung utama di dekat Candi Plaosan, panggung
di Sungai Borongan, serta panggung yang didirikan di pekarangan tak
jauh dari candi.
Heru menjelaskan, selain pentas kesenian, dalam pembukaan itu juga
dilakukan peletakan batu pertama rencana pembangunan Balai Budaya.
“Rencananya peletakan batu pertama oleh Gubernur Jawa Tengah,” ujar dia.
Pembangunan Balai Budaya ditargetkan mulai 2017 mendatang. Dana
pembangunan diperkirakan mencapai Rp350 juta. Balai Budaya berada di
sekitar kawasan Candi Plaosan dan berdiri di atas tanah kas desa. “Untuk
luas bangunannya menyesuaikan karena itu kas desa. Nanti juga
disinkronkan dengan BPCB karena di dekat lokasi pembangunan ada parit
candi,” ungkapnya.
Selain sebagai tempat pementasan, Balai Budaya juga digunakan sebagai
pusat pendidikan dan pelatihan. Balai Budaya menjadi media regenerasi
kesenian yang ada di Bugisan. “Balai Budaya menjadi pusat regenerasi
kesenian di tempat kami. Turis bisa lihat pentas kesenian di Balai
Budaya. Selama ini belum ada tempat pentas kesenian,” jelas dia.(Rabi)