Minggu, 06 November 2016

30 Pelaku Seni Meriahkan Festival Candi Kembar

Salam X-Kars
Nasional - www.radarbesuki.com


Sebanyak 30 pelaku seni memeriahkan Festival Candi Kembar di kawasan Candi Plaosan, Desa Bugisan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah yang digelar mulai 5-27 November 2016.
Kepala Desa Bugisan, Heru Nugroho mengatakan, festival digelar dalam rangkaian peluncuran Desa Wisata Bugisan.

“Awalnya hanya untuk mewadahi kesenian di tempat kami. Tetapi karena kami sudah ada kerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), kami undang kesenian di sekitar kami. Ternyata banyak yang daftar dan ingin ikut,” kata dia

Heru menjelaskan, selain untuk mengenalkan Desa Wisata Bugisan, festival juga ditujukan untuk mengenalkan candi yang ada di wilayah itu. Candi Plaosan memiliki keunikan berupa bentuk dan arsitektur berupa dua candi berbentuk persis. Bentuk candi yang sama itulah yang kemudian menjadi nama festival tersebut.

Sementara, pada Festival Candi Kembang, sebanyak 30 pelaku seni secara kelompok maupun perseorangan. Mereka tampil pada Sabtu dan Minggu selama festival digelar. Kesenian yang ditampilkan diantaranya karawitan, pring sedapur, gejuk lesung, angklung, wayang millenium, jemparingan, jathilan, serta srandul.

Salah satu kesenian yang ditampilkan akan menyajikan kisah tentang Candi Plaosan. “Tentu berkaitan dengan Candi Plaosan. Bagaimana menyatukan dua agama besar Hindu dan Buda dalam arsitektur candi,” jelas dia.

Selain penampil dari wilayah Prambanan, ada penampil yang berasal dari daerah luar seperti Jakarta, Bali, Yogya, dan daerah lainnya. “Untuk yang berasal dari wilayah Bugisan ada tujuh kelompok kesenian yang tampil,” katanya.

Lokasi pementasan berada di sekitar Candi Plaosan. Sebanyak tiga panggung disiapkan yakni panggung utama di dekat Candi Plaosan, panggung di Sungai Borongan, serta panggung yang didirikan di pekarangan tak jauh dari candi.

Heru menjelaskan, selain pentas kesenian, dalam pembukaan itu juga dilakukan peletakan batu pertama rencana pembangunan Balai Budaya. “Rencananya peletakan batu pertama oleh Gubernur Jawa Tengah,” ujar dia.

Pembangunan Balai Budaya ditargetkan mulai 2017 mendatang. Dana pembangunan diperkirakan mencapai Rp350 juta. Balai Budaya berada di sekitar kawasan Candi Plaosan dan berdiri di atas tanah kas desa. “Untuk luas bangunannya menyesuaikan karena itu kas desa. Nanti juga disinkronkan dengan BPCB karena di dekat lokasi pembangunan ada parit candi,” ungkapnya.

Selain sebagai tempat pementasan, Balai Budaya juga digunakan sebagai pusat pendidikan dan pelatihan. Balai Budaya menjadi media regenerasi kesenian yang ada di Bugisan. “Balai Budaya menjadi pusat regenerasi kesenian di tempat kami. Turis bisa lihat pentas kesenian di Balai Budaya. Selama ini belum ada tempat pentas kesenian,” jelas dia.(Rabi)