Salam X-Kars
Bojonegoro - radarbesuki.com
Terlepas dari kontroversi terhadap letak geografis kerajaan Malowopati, namun kerajaan dengan tokoh legendaris Prabu Angling Dharma tidak lepas dari Kabupaten Bojonegoro. Meskipun hingga saat ini belum ditemukan secara pasti letak dan pusat Kerajaan Malowopati.
Namun ada beberapa situs di Kabupaten tersebut yang dipercaya adalah salah satu kerajaan dengan Mahapatih Batik Madrim.
Bahkan, dalam legenda rakyat Bojonegoro, nama Prabu Angling Dharma, Patih Batik Madrim hingga kerjaan Malowopati sudah melekat. Terbukti, pendopo Kabupaten Bojonegoro diberinama Pendopo Malowati.
Simpang siur tentang Sejarah Kabupaten Bojonegoro, namun ada peninggalan sejarah yang bisa dinikmati hingga saat ini yakni Kahyangan Api.
Tempat ini merupakan sumber api yang tak kunjung padam dan terletak di kawasan hutan lindung Desa Sendangharo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur.
Nama Kahyangan Api ini semakin populer dikalangan wisatawan macanegara. Terlebih lagi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XV tahu 2000, lokasi ini dijadikan tempat pengambilan api yang kemudian dibawa ke Surabaya untuk menyalakan obor raksasa sebagai tanda pembukaan PON pada 19-30 Juni 2000 silam.
Juli, salah satu juru kunci di Kahyangan api mengatakan, bahwa lokasi ini sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit.
Di tempat ini dijadikan sebagai sarana pertapa bagi seorang Empu bernama Empu Supadati yang merupakan saudara kembar dari Empu Supa dari kerjaan Majapahit.
Empu Supadati ini memiliki keahlian membuat benda-benda pusaka, mulai dari Keris, Tombak dan lain-lain.
Dalam membuat keris, Empu Supadati memanfaatkan nyala api abadi untuk menempa besi. Konon katanya, karena kesaktian dari Empu Supadati, besi setelah dipanaskan dengan api abdi tersebut tidak dipukul-pukul untuk membentuk menjadi sebilah keris melainkan hanya dipijat-pijat saja.
Sebelumnya, besi tersebut dicelupkan ke dalam aliran sungai yang tak jauh dari lokasi Kahyangan Api. Aliran tersebut sampai saat ini masih terlihat dan mengandung aroma belerangan yang cukup kuat.
Sumber air yang dikenal dengan nama Sumur Blekutuk tersebut berada di dekat pohon dengan dua akar berjarak sekitara 100 meter ke arah utara.
"Mpu Supa di majapahit punya saudara kembar namanya Mpu Supadati yang juga pintar dalam membuat keris. Dia membuat keris di sini,"
Ada yang menarik bagi para pengunjung Kahyangan Api ini. Yakni melakukan uji nyali dengan cara berjalan di atas nyala api tersebut. Konon, mereka yang berani berjalan di atas nyala api tersebut memiliki hati yang berani, tanpa ragu-ragu sehingga tidak terbakar.
Selain itu, dalam berjalan pun harus mematuhi aturan yakni, pengunjung harus berjalan secara bolak-balik. Jika berjalan hanya satu arah maka berakibat tidak bisa pulang dan tersesat di Kabupaten Bojonegoro.
Kondisi api tersebut menyala biru berada di sela-sela tumpukkan batu. Pengelola Wisata Kahyangan Api ini sengaja menata tumpukkkan batu tersebut agar Api yang berasal dari gas alam ini tidak menjulang tinggi.
Lokasi api tersebut juga dipagari melingkar. Yousri Radja Agam, salah satu pengunjung asal Padang, Sumatera Barat mengaku baru sekali datang berkunjung ke Kahyangan Api.
Ia pun penasaran untuk 'menjajal' nyali berjalan di atas nyala api tersebut. Semula, Yousri mengaku ragu-ragu karena melihat nyala api abadi tersebut.
Meskipun saat siang nyala api tersebut terlihat samar-samar namun panasnya terasa dalam radius 5 meter. Setelah mendapatkan pengarahan dari penjaga Wisata, Yousri pun melawan rasa takutnya itu.
Dengan langkah santai, Yousri melintasi tumpukkan batu dengan nyala api tersebut. Bahkan, untuk yang kedua kalinya, Yousri sempat bertahan sekitar 20 detik di atas nyala api itu.
"Sepatu saya yang gosong. Ternyata tidak terjadi apa-apa dan bisa selamat berjalan di atas api itu," kata Yousri.
Di Jawa Timur, setidaknya terdapat dua api abadi. Selain di Bojonegero, api abadi juga ada di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan. Kedua Api ini tidak akan padam meskipun turun hujan. Lokasi Kahyangan Api, Bojonegoro berada di arah selatan kabupaten Bojonegro.
Rutenya, dari pasar Kecamatan Dander belok ke kanan. Dari tempat tersebut sudah banyak papan petunjuk untuk menuju lokasi tersebut.
Kahyangan Api ini, kerap kali digunakan tempat ruwatan massal dan Wisuda Waranggono. Bahkan, tempat ini pula juga dijadikan sebagai tempat untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro.
Dan pada hari-hari tertentu terutama pada hari Jum'at Pahing banyak orang berdatangan di lokasi tersebut untuk maksud tertentu seperti agar usahanya lancar, dapat jodoh, mendapat kedudukan dan bahkan ada yang ingin mendapat pusaka (Rabi)