Salam
X-Kars
Asal-usul
Nama Lumajang –cerita rakyat
Radar
Besuki
Nama
Lamajang atau sebutan kuno untuk Lumajang pertama kali dipakai dalam
Prasasti Mula Malurung yang betahun 1177 saka atau 1255 masehi. Dalam prasati
ini disebutkan bahwa Nararya Sminingrat telah memerintahkan 6 orang putranya
menjadi juru atau raja-raja bawahan, seperti Nararya Murdhaya atau Sri
Kertanegara di Daha (Kediri), Nararya Turuk Bali yang memerintah bersama
suaminya Jayakatwang di Glang-glang, Nararya Ratnaraja di Morono, Nararya
Ranajaya di Hring, Nararya Shabajaya di Lwa, Nararya Kirana di Lamajang, dan
Nararya Kulup Kuda di Madura. Prasasti Mula Malurung ini adalah prasasti paling
awal dimana nama Lamajang (nama kuno untuk Lumajang) pertama kali dikenal
secara resmi. Namun kita tidak mengetahui banyak apa yang terjadi pada masa
Nararya Kirana memerintah, karena tidak ada sumber-sumber lain yang
mendukungnya. Di samping prasasti ini nama Lamajang disebut juga dalam Babad
Pararaton maupun Babad Negarakertagama dimana Lamajang Tigang Juru merupakan wilayah kekuasaan Arya Wiraraja sebagai penasihat utama wangsa
rajasa dan pendiri Majapahit.
Menurut tradisi lisan yang
berkembang, nama Lamajang mempunyai dua arti mendasar, yaitu bersifat spiritual
dan material. Secara spiritual nama Lamajang berarti Luma
(rumah) dan Hyang (Dewa) yang berarti rumahnya para Dewa atau
rumah yang suci. Di samping itu ada pendapat yang menyatakan
bahwa Lamajang berasal dari kata Lemajang atau Lemah (bumi) dan
Wejang (ajaran) yang berarti daerah tempat belajar. Kedua
pendapat ini mengacu pada asal mula kata Lamajang yang dikaitkan dengan
pemukiman untuk pemujaan dan pengajaran yang fungsinya lebih banyak untuk para
pendeta. Sedangkan pendapat lain, berkaitan dengan asal-mula kata Lamajang yang
berhubungan dengan material yaitu pandangan setiap orang yang melihat
daerah sebelah timur Gunung Semeru akan tampak seperti Lumah yang menjadi
Ajang atau dengan kata lain seperti tempat nasi. Dalam arti kata ini
Lamajang dibayangkan sebagai suatu tempat penghasil padi yang makmur dengan
daerah bergununggunung di pinggirnya yang sangat baik untuk pertahanan dan
ditengah adalah dataran rendah datar yang sangat baik untuk pertanian. Dari
kedua pendapat tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa Lamajang ini adalah
suatu daerah yang sangat makmur secara material fisik, namun juga daerah yang
suci karena merupakan tempat para Dewa atau para ajar pendeta yang suci.
Berbicara tentang Lumajang sendiri sebenarnya tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan Gunung Semeru. Daerah Lumajang yang terletak di timur Gunung Semeru merupakan daerah aliran lahar dan banjir yang ditimpakan oleh gunung berapi tersebut jika meletus. Karena letusan Gunung Semeru ini, maka daerah Lumajang mempunyai tanah yang subur dan berbeda dengan daerah lainnya seperti Malang yang terletak di barat Gunung Semeru. Kesuburan ini merupakan suatu berkah dari arwah nenek moyang yang ada di Gunung Semeru sehingga ada hubungan timbal balik antara pemahaman material maupun spiritual dari asal nama Lumajang tersebut. ( rabi)