Banyuwangi –X-Kars
Polres
Banyuwangi menggelar Quick
Wins Program
Radar Besuki
Direktorat
Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Jawa Timur bersama Satuan Polisi Perairan
(Satpolair) Polres Banyuwangi menggelar Quick
Wins Program jilid pertama di Pantai Mustika Dusun Pancer, Desa
Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Program ini membahas tentang Penertiban dan
Penegakkan Hukum Bagi Organisasi Radikal serta Anti Pancasila.
Kepala
Satuan Patroli Daerah (Kasatrolda) Ditpolair Polda Jatim, AKBP Heru Prasetyo,
memanggil dua perwakilan warga untuk naik ke panggung. Perwakilan warga yang
terdiri dari laki dan perempuan itu dites menghafal lambang pancasila serta
menyanyikan lagu Padamu Negeri. Perwakilan warga dari golongan pria yang
disuruh menyebut satu persatu lambang pancasila ternyata tidak hafal. Ada
beberapa lambang dari dasar negara yang tertukar saat menyebut.
Sementara
perwakilan warga dari kalangan Kartini yang disuruh mendendangkan lagu Padamu
Negeri juga sama. Ada satu kata dalam syair lagu nasional tersebut yang keliru
melafatkan. Meski begitu secara umum lagu yang dinyanyikan ditembangkan secara
lancar sampai tuntas.
Kasatrolda
Ditpolair Polda Jatim AKBP Heru Prasetyo menilai wajar kesalahan yang dilakukan
dua perwakilan warga itu. Kejadian ini menggambarkan tidak semua warga NKRI
hafal pancasila plus perlambangnya. Bahkan hasil survei sebuah radio swasta di
Surabaya menyebut 40 persen mahasiswa di Bandung tidak hafal dasar negara.
“Menghafal
lambang pancasila kok terbalik masih biasa. Intinya masih ingat meski tidak
hafal. Karena masih ada yang lebih parah,” lontar mantan Wakapolres Banyuwangi,
Rabu (27/7/2016).
Quick
Wins merupakan program Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Kegiatan ini juga
menjalankan nawacita Presiden Joko Widodo. Di Banyuwangi, selain menggelar
sosialisasi penertiban ajaran radikal Ditpolair Polda Jatim bersama Satpolair
Polres Banyuwangi pada Selasa (26/7/2016) malam menggelar cangkrukan bareng
warga pesisir Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran dan nelayan Desa
Gragajan, Kecamatan Purwoharjo.
“Tiga
hari kami melakukan temu muka dengan warga pesisir. Tujuannya memberikan
pemahaman tentang hukum perairan serta penaggulangan paham radikal yang
berpotensi muncul di kawasan pesisir seperti kasus Poso,” kupasnya mewakili
Dirpolair Polda Jatim Kombes Andreas Kusmayadi yang berhalangan hadir karena
ada tugas dinas ke Yogyakarta.
Asisten
Perekonomian Pemda Banyuwangi, Wiyono MH, yang hadir bersama Wakapolres
Banyuwangi Kompol Muhammad Yusuf Usman bersama jajaran forpimda lainnya menilai
positif kegiatan polisi perairan. Quick Wins ini merupakan bentuk kepedulian
aparat kepolisian terhadap warga Pancer yang jaraknya jauh dari pusat kota.
“Aparat
sadar, tidak ada polisi tanpa rakyat. Kalau tidak peduli mana mungkin polisi
perairan jauh-jauh datang dari Surabaya dan Banyuwangi menggelar acara di
sini,” papar mantan dosen Untag Banyuwangi.
Di
mata Wiyono, Pesanggaran termasuk Pancer memiliki potensi setrategis. Selain
memiliki tambang emas, kecamatan di ujung selatan Bumi Blambangan juga memiliki
wisata pantai yang dikenal dunia. Potensi itu juga bisa menimbulkan kerawanan
termasuk berkembangnya paham radikal. Karena itu dirinya mengimbau agar warga
tidak mudah salah kaprah dalam memahami paham atau ajaran yang berkembang.
“Memahami
kata tunggal banyak yang keliru. Tunggal diartikan satu. Padahal tunggal
merupakan satuan-satuan yang dikumpulkan. Makanya pasangan Soekarno – Hatta
disebut dwi tunggal,” tegasnya. (rabi)