Salam X-Kars
Bawa Uang Tunai 2 M, Tiga Jamaah
Haji Indonesia Ditahan
Radar Besuki
Tiga jamaah haji asal Indonesia terpaksa
berurusan dengan pihak keamanan Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA),
Madinah, Arab Saudi. Pasalnya, mereka kedapatan membawa uang tunai pecahan
dolar AS dan euro dengan total Rp2 miliar tanpa melapor.
Keterangan tertulis dari Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menyebutkan, tiga anggota jamaah yang berasal dari kelompok terbang 39 Debarkasi Surabaya (SUB 39) tersebut diketahui membawa uang saat menjalani pemeriksaan X-Ray di bandara Senin 3 Oktober sekitar pukul 11.30 waktu Arab Saudi.
Keterangan tertulis dari Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menyebutkan, tiga anggota jamaah yang berasal dari kelompok terbang 39 Debarkasi Surabaya (SUB 39) tersebut diketahui membawa uang saat menjalani pemeriksaan X-Ray di bandara Senin 3 Oktober sekitar pukul 11.30 waktu Arab Saudi.
"Ketika masuk di
pemeriksaan X-Ray Gate Zero Bandara Madinah, Rochmat Kanapi Podo
(58) ditahan oleh petugas imigrasi karena diduga membawa uang yang sangat
banyak. Dan jamaah tersebut dibawa ke ruang kantor polisi bandara untuk
dimintai keterangan (BAP) tentang kepemilikan uang yang dibawa," kata Agus
seperti dikutip Antara, Selasa (4/10/2016).
Pihak imigrasi lantas meminta keterangan dengan dibuatkan berita acara pemeriksaan. Hasilnya diketahui uang tersebut milik Ansharul Adhim Abdullah, 47, yang juga menitipkan uang tersebut kepada istrinya, yakni Sri Wahyuni Rahayu, 36. Menurut Agus, ketiga jemaah tersebut hanya boleh didampingi seorang Petugas Daerah Kerja Airport yang bernama Ahmad Mukarom.
"Uang dolar AS dan euro sampai saat ini masih dalam proses penghitungan oleh pihak polisi Bandara AMAA Madinah," kata Agus.
Sementara itu Ketua kloter SUB 39, Naryanto, 45, saat ditemui oleh Kepala Daker Madinah Nurul Badruttamam mengatakan, kaget ketika mendengar kabar ada tiga anggota jamaahnya, ditahan terkait uang pecahan dolar AS dan euro mengingat tidak pernah ada laporan sebelum keberangkatan soal uang tersebut. Ia baru mengetahui informasi tersebut dari otoritas Bandara. "Ketua rombongan juga tidak tahu di pemondokan dapat uang seperti itu," kata Naryanto yang ditemui di Bandara Madinah.
Naryanto mengaku selalu mengimbau selama proses manasik di kecamatan, agar tidak membawa uang berlebihan. Dia juga selalu berpesan kepada jamaah agar tidak mau dititipi barang oleh orang yang tidak dikenal.
Namun Naryanto tetap berharap agar para anggota jamaah tersebut bisa dibebaskan. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menurut siap membantu menyelesaikan permasalahan ini.
"Harapannya bisa pulang bersama kita, uang bisa diatur oleh orang-orang yang berwenang," ucapnya. (rabi)
Pihak imigrasi lantas meminta keterangan dengan dibuatkan berita acara pemeriksaan. Hasilnya diketahui uang tersebut milik Ansharul Adhim Abdullah, 47, yang juga menitipkan uang tersebut kepada istrinya, yakni Sri Wahyuni Rahayu, 36. Menurut Agus, ketiga jemaah tersebut hanya boleh didampingi seorang Petugas Daerah Kerja Airport yang bernama Ahmad Mukarom.
"Uang dolar AS dan euro sampai saat ini masih dalam proses penghitungan oleh pihak polisi Bandara AMAA Madinah," kata Agus.
Sementara itu Ketua kloter SUB 39, Naryanto, 45, saat ditemui oleh Kepala Daker Madinah Nurul Badruttamam mengatakan, kaget ketika mendengar kabar ada tiga anggota jamaahnya, ditahan terkait uang pecahan dolar AS dan euro mengingat tidak pernah ada laporan sebelum keberangkatan soal uang tersebut. Ia baru mengetahui informasi tersebut dari otoritas Bandara. "Ketua rombongan juga tidak tahu di pemondokan dapat uang seperti itu," kata Naryanto yang ditemui di Bandara Madinah.
Naryanto mengaku selalu mengimbau selama proses manasik di kecamatan, agar tidak membawa uang berlebihan. Dia juga selalu berpesan kepada jamaah agar tidak mau dititipi barang oleh orang yang tidak dikenal.
Namun Naryanto tetap berharap agar para anggota jamaah tersebut bisa dibebaskan. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menurut siap membantu menyelesaikan permasalahan ini.
"Harapannya bisa pulang bersama kita, uang bisa diatur oleh orang-orang yang berwenang," ucapnya. (rabi)