Salam X - Kars
Banyuwangi – radarbesuki.com
Banyuwangi – radarbesuki.com
Memastikan proyek pekerjaan fisik sesuai dengan hasil desain yang telah dirancang, Pemkab Banyuwangi akan mengefektifkan kinerja tim pengawasan proyek. Tim ini tidak hanya bekerja saat pekerjaan telah dilaksanakan, namun akan mengawasi dari awal pekerjaan.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan sistem pengawasan semacam ini bisa menjaga kualitas pekerjaan fisik. Mengingat, lanjut Anas, sejumlah bangunan publik di Banyuwangi dirancang oleh arsitek nasional.
“Kalau hasil bangunannya jelek, rakyat tidak peduli siapa kontraktor yang mengerjakannya. Taunya itu ya Pemda yang bangun. Maka, sebelum itu terjadi, proses pengawasan ini harus ditingkatkan,” papar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat rapat terbatas di ruang kerjanya, Kamis (3/11).
Pemkab Banyuwangi sendiri saat ini sedang melakukan berbagai pembangunan gedung publik. Mulai dari pembangunan Bandara Blimbingsari, terminal terpadu pariwisata dan juga Gedung Juang. Selain juga di tahun depan akan melakukan revitalisasi pasar Blambangan yang akan mengusung konsep modern, dan juga membangun alun-alun Taman Blambangan yang fungsinya akan diintegrasikan dengan berbagai ruang publik lainnya.
“Pembangunan ini tidak main-main. Kita mengajak beberapa arsitek ternama untuk mendesainnya. Kalau desainnya sudah bagus, tapi penggarapannya tidak baik, kan rugi. Maka pengawasan ini menjadi penting,” ungkapnya.
Sejumlah bangunan di Banyuwangi telah dan akan dorancang oleh arsitek papan atas. Sebut saja green building pendopo Banyuwangi yang merupakan hasil karya tangan dingin Adi Purnomo, green airport Blimbingsari oleh Andramatin, Stadion Diponegoro rancangan Budi Pradono, dan alun-alun yang kini sedang dirancang bareng antara arsitek Yori Antar, Adi Purnomo, dan Sofi.
Untuk meningkatkan pengawasan itu, Pemkab Banyuwangi tidak hanya akan mengandalkan konsultan, tapi juga akan membentuk tim khusus yang akan melakukan pengawasan.
“Selama ini proses pengawasan hanya dipercayakan kepada konsultan. Tapi karena konsultan di Banyuwangi terbatas, maka pengawasannya tidak maksimal. Jadi, perlu adanya cluster pengawasan khusus dari kita,” papar Bupati Anas.
Cluster pengawasan tersebut, lanjut Anas, dengan melakukan optimalisasi pegawai di lingkungan Dinas PU dan Bina Marga Kabupaten Banyuwangi. “Nanti, di setiap kecamatan akan ada petugas yang tugasnya mengawasi berbagai proyek pemerintah. Lantas, mereka melaporkan ke Kabid (Kepala Bidang) masing-masing,” terangnya.
Pengawasan langsung itu untuk melengkapi model pengawasan yang selama ini hanya berkutat dalam masalah administratif belaka. Sehingga dengan kombinasi dua pengawasan secara langsung akan menghasilkan spesifikasi bangunan yang sesuai dengan desain awal yang memadukan antara fugsi ruang dan estetika.
“Bangunan yang dihasilkan nantinya tidak cukup hanya sekedar berfungsi, tapi juga memiliki kualitas yang tinggi, serta secara arsitek bisa dinikmati karena unsur estetikanya turut ditonjolkan,” harapnya.
Pihak pelaksana, ujar Anas, dapat diuntungkan dengan adanya sistem cluster pengawasan yang memonitor pekerjaan ini dari awal. “Nantinya, mereka akan mengawasi secara aktif dan langsung. Bila terjadi ketidaksesuaian spesifikasi yang dilakukan oleh kontraktor dapat diketahui lebih awal. Jadinya, tidak ada lagi pembongkaran bangunan di ujung pembangunan karena tidak sesuai dengan desain yang awal. Dengan demikian, kontraktor juga tidak dirugikan,” paparnya.
Pengawasan ini nantinya, secara bertahap akan dikembangkan dalam sistem e-Monev. Yaitu aplikasi berbasis internet untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap berbagai proyek pembangunan. “Jadi, saya juga bisa mengkontrolnya dari jarak jauh,” cetus Anas.
Ditambahkan dia, pola pengawasan kolaboratif semacam itu, mulai dari administrasi, pengawasan langsung, dan juga e-Monev, akan menghadirkan kualitas bangunan yang maksimal. "Saya ingin bangunan publik yang ada di Banyuwangi ini nantinya timeless, arsitekturnya tidak lekang waktu," pungkas Anas. (Rabi)