Minggu, 20 November 2016

Obat Fogging Penyebab Keracunan Santri Tak Sesuai Standar, Pelaksana Diperiksa Polisi


Salam X-Kars
Jombang , Rabi
Puluhan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur, keracunan massal. Dari 27 santri, hingga kini sebanyak 22 santri masih menjalani perawatan di RSUD Jombang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang, dr Heri Wibowo mengatakan, pasca-menerima laporan adanya puluhan santri yang mengalami keracunan, pihaknya langsung terjun ke lapangan. Bersama dengan aparat kepolisian, petugas Dinkes langsung mengambil sampling bahan kimia yang digunakan untuk melakukan fogging.

"Kemarin sore, kami sudah ambil sample bahan kimia yang digunakan fogging ke kantor Balai Desa Tambakrejo. Sample itu langsung kami bawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian," kata Heri saat dihubungi Okezone, Senin (21/11/2016). 

Heri menjelaskan, dari hasil pengecekan sementara di lapangan, petugas menduga para santri ini keracunan bahan kimia yang digunakan petugas melakukan pengasapan. Sebab, bahan kimia tersebut tidak sesuai dengan stadart yang ditentukan Dinkes.
"Saat kami cek, bahan kimia tersebut tidak berlabel. Bahan-bahan kimia itu juga tidak sesuai dengan yang sudah kami tentukan. Karena memang saat melakukan fogging tidak ada koordinasi dengan Dinkes," tambahnya. 

Heri pun mengaku belum bisa memastikan jenis bahan kimia seperti apa yang digunakan petugas Desa Tambakrejo, Kecamatan Tembelang, Jombang itu. Pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium terkait dengan kandungan obat fogging yang digunakan. 

"Tidak ada koordinasi dengan kami. Kalau desa-desa lain yang memiliki alat fogging, meminta kepada Dinkes untuk diajari dan dikawal untuk pelaknsanaanya. Tapi untuk Desa Tambakrejo tidak," terangnya.
Sementara itu, Kapolres Jombang AKBP Agung Marlianto mengatakan, saat ini pihaknya sudah memanggil petugas fogging dari Desa Tambakrejo, Kecamatan Peterongan, untuk dimintai keterangan. Pihaknya juga menelusuri dari mana aparat desa mendapatkan bahan kimia tersebut. 

"Sekarang masih dalam proses pemeriksaan oleh penyidik. Kami juga akan mencari tahu dari mana bahan kimia itu berasal, sambil menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan Dinkes," pungkasnya.(Rabi)