Salam X-Kars
Jombang , Rabi
Puluhan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Tambak Beras, Jombang, Jawa
Timur, keracunan massal. Dari 27 santri, hingga kini sebanyak 22 santri
masih menjalani perawatan di RSUD Jombang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang, dr Heri Wibowo
mengatakan, pasca-menerima laporan adanya puluhan santri yang mengalami
keracunan, pihaknya langsung terjun ke lapangan. Bersama dengan aparat
kepolisian, petugas Dinkes langsung mengambil sampling bahan kimia yang
digunakan untuk melakukan fogging.
"Kemarin sore, kami sudah ambil sample bahan kimia yang digunakan
fogging ke kantor Balai Desa Tambakrejo. Sample itu langsung kami bawa
ke laboratorium untuk dilakukan pengujian," kata Heri saat dihubungi
Okezone, Senin (21/11/2016).
Heri menjelaskan, dari hasil pengecekan sementara di lapangan,
petugas menduga para santri ini keracunan bahan kimia yang digunakan
petugas melakukan pengasapan. Sebab, bahan kimia tersebut tidak sesuai
dengan stadart yang ditentukan Dinkes.
"Saat kami cek, bahan kimia tersebut tidak berlabel. Bahan-bahan
kimia itu juga tidak sesuai dengan yang sudah kami tentukan. Karena
memang saat melakukan fogging tidak ada koordinasi dengan Dinkes,"
tambahnya.
Heri pun mengaku belum bisa memastikan jenis bahan kimia seperti
apa yang digunakan petugas Desa Tambakrejo, Kecamatan Tembelang, Jombang
itu. Pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium terkait dengan
kandungan obat fogging yang digunakan.
"Tidak ada koordinasi dengan kami. Kalau desa-desa lain yang
memiliki alat fogging, meminta kepada Dinkes untuk diajari dan dikawal
untuk pelaknsanaanya. Tapi untuk Desa Tambakrejo tidak," terangnya.
Sementara itu, Kapolres Jombang AKBP Agung Marlianto mengatakan,
saat ini pihaknya sudah memanggil petugas fogging dari Desa Tambakrejo,
Kecamatan Peterongan, untuk dimintai keterangan. Pihaknya juga
menelusuri dari mana aparat desa mendapatkan bahan kimia tersebut.
"Sekarang masih dalam proses pemeriksaan oleh penyidik. Kami juga
akan mencari tahu dari mana bahan kimia itu berasal, sambil menunggu
hasil uji laboratorium yang dilakukan Dinkes," pungkasnya.(Rabi)