Salam X-Kars
Manila - radarbesuki.com
Manila - radarbesuki.com
Seorang wali kota Filipina yang
ditahan di penjara atas tuduhan terkait pengedaran narkotika tewas dalam
tembak menembak dengan pihak berwenang pada Sabtu. Rolando Espinosa
menjadi korban terbaru dari perang melawan narkoba yang diumumkan
Presiden Rodrigo Duterte sejak akhir Juni.
Wali kota Kota Albuera di Leyte itu sebelumnya menyerahkan diri kepada kepala polisi Filipina pada Agustus setelah mendapat ancaman dari Presiden Duterte atas keterlibatannya dalam pengedaran narkoba. Rolando kemudian diizinkan pulang, namun pada 5 Oktober dia kembali dibekuk atas kepemilikan obat-obatan terlarang.
Berdasarkan keterangan polisi, baku tembak pada Sabtu itu terjadi setelah Rolando dan seorang tahanan lain, Raul Yap melepaskan tembakan ke arah tim dari Kelompok Deteksi dan Investigasi Kriminal kepolisian yang sedang melakukan penggeledahan senjata api dan narkoba.
“Karena masalah prosedur, insiden ini akan menjalani pemeriksaan
untuk menemukan fakta dan situasi seputar kejadian,” kata Kepala Polisi
Regional Inspektur Elmer Beltejar sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (5/11/2016).
Polisi mengatakan, mereka menemukan pistol kaliber .45 dan .38 dari ruang sel yang dihuni Raul dan Rolando. Selain itu, ditemukan juga kantong kecil yang diduga berisi metaphetamine dan paraphernalia di sel Rolando.
Polisi mengatakan, mereka menemukan pistol kaliber .45 dan .38 dari ruang sel yang dihuni Raul dan Rolando. Selain itu, ditemukan juga kantong kecil yang diduga berisi metaphetamine dan paraphernalia di sel Rolando.
Rolando menjadi pejabat pemerintah kedua dalam daftar narkotika Duterte yang tewas dalam operasi polisi. Bulan lalu, Samsudin Dimaukom, wali kota Datu – Saudi Ampatuan di Provinsi Mindanao, bersama sembilan anak buahnya juga tewas ditembus timah panas pasukan anti-narkotika Duterte.
Laporan terakhir menyebutkan, sedikitnya 2.300 orang telah tewas
dalam operasi polisi atau dibunuh warga sipil yang main hakim sendiri
terkait perang melawan narkoba Duterte. Presiden yang akrab dipanggil
Rody itu mengklaim perangnya berhasil membuat suplai narkotika di
Filipina ke tingkat ‘sangat rendah’.(Rabi)