Salam X-Kars
Banyuwangi - Rabi
Musim hujan mengancam nyawa banyak orang. Setelah perahu karet terbalik di jalur rafting Kedung Lowo, Desa Jelun, Licin, petaka juga terjadi di sungai Karangdoro, Tegalsari. Kali ini insiden di sungai tersebut menimpa Siti Hariyani (32lwarga RT 1/RW 5, Dusun Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari.
Perempuan muda itu ditemukan warga pukul 05.30. Kali pertama ditemukan, tubuh Siti Hariyani tersangkut sampah di sekitar jembatan kuburan China, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo. Korban mengalami luka di kening. “Semula korban dinyatakan hilang oleh keluarganya,” ujar Kepala Desa Karangdoro, Supriyadi.
Selasa malam pukul 19.00 korban pergi ke sungai di depan rumahnya untuk buang air besar (BAB). Tapi hingga pukul 20.00 korban tidak pulang. “Karena tidak pulang sampai malam, keluarga bersama tetangga melakukan pencarian,” imbuh Supriyadi.
Pencarian korban awalnya di rumah tetangga dan rumah saudara. Tetapi, hingga pukul 22.00 korban belum ditemukan. Sehingga, keluarga bersama warga melakukan pencarian di sekitar sungai. Untuk melakukan pencarian, debit air juga sempat dikurangi.
“Warga ramai-ramai melakukan pencarian di sungai,” katanya. Semalaman penuh warga bersama keluarga melakukan pencarian, tapi tidak ditemukan. Baru pada pukul 05.30 korban ditemukan oleh warga yang akan buang air besar di sungai Desa Kebondalem, Kecamatan Tegalsari, yang berjarak sekitar lima kilometer dari rumahnya.
“Jadi hanyut cukup jauh,” ungkapnya. Penemuan mayat itu membuat warga geger. Anggota Polsek Bangorejo dan Tegalsari datang ke lokasi kejadian. Petugas medis dari Puskesmas Kebondalem juga datang untuk memeriksa korban. Selanjutnya, korban dibawa ke rumahnya di Dusun Blokagung, Desa Karangdoro.
“Nanti akan dimakamkan di rumah keluarganya di Jember,” terangnya, Salah satu keluarga korban, Eko Mei Hadi, 24, menyebut korban itu memiliki penyakit epilepsi. Selama ini penyakit ibu dua anak itu juga pernah kambuh. “Mungkin saat di sungai ayannya (epilepsi) kumat, lalu jatuh ke sungai dan hanyut,” ungkapnya.
Menurut Eko, saat ini suami Siti Hariyani, Suwoto, sedang berada di Papua untuk kerja. Pihak keluarga sudah sepakat menganggap kejadian itu sebagai musibah dan tidak akan melakukan tuntutan. “Suaminya di Irian, keluarga sudah menerima,” jelasnya.
Kapolsek Bangorejo AKP Watiyo membenarkan ada warga bernama Siti Hariyani tenggelam di sungai. Hasil keterangan yang didapat petugas, korban memang memiliki riwayat penyakit epilepsi. Atas alasan itu keluarga korban menolak permohonan otopsi yang diajukan Polsek Bangorejo.
“Sudah kita ajukan namun perwakilan keluarga tak bersedia. Akhirnya kita bikinkan surat pernyataan penolakan otopsi agar tidak melakukan penuntutan apabila di kemudian hari muncul polemik,” terang Watiyo. Usai penandatanganan penolakan otopsi, pihaknya menyerahkan jasad korban kepada pihak keluarga.
Tujuannya agar korban segera dimakamkan di kampung halamannya yang berjarak sekitar 3 kilometer dari tempat kejadian perkara. Watiyo menambahkan, hasil visum petugas medis Puskesmas Bangorejo yang datang ke lokasi bersama aparat kepolisian mene mukan sejumlah luka pada tubuh Siti Hariyani. Luka itu terlihat pada bagian dahi dan pelipis kanan.
“Memang ada luka. Menurut tim medis luka itu terjadi akibat korban jatuh ke sungai dan membentur benda tumpul. Selain di dua area itu tidak ditemukan luka lain,” tambah mantan Kasatnarkoba Polres Banyuwangi itu. *)