JOMBANG - Kepolisian belum mendapat
titik terang atas motif pembacokan yang menimpa salah satu anggota Mapolsek
Mojoagung, Jombang, Jawa Timur. Tim tengah mendalami kasus yang terjadi pada
malam tahun baru itu. “Kita masih mendalami kasus tersebut, apakah termasuk
kriminal murni atau teror kepada anggota,” ujar Kapolres Jombang AKBP Agung
Marlianto, Senin (2/1/2017).
Iptu Suwono (tak berbaju) menjalani perawatan di
ruang Asoka RSUD Jombang, Jatim
Pihaknya
telah menerjukan tim dari Satreskrim dan Satintelkam serta Polsek Mojoagung dan
Jogoroto. Barang bukti pedang sepanjang 50 sentimeter pun telah dikirim ke
Laboratorium Forensik Polda Jatim. Detasemen Khusus 88 Antiteror juga dimintai
bantuan guna mengungkap indikasi teror terhadap anggota.
Agung menuturkan, ciri-ciri dan kendaraan pelaku
telah diketahui. Pelaku berperawakan sedang, tinggi 160 sentimeter. Pelaku
mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion. Agung juga mengimbau anggota yang
bertugas untuk mengenakan identitas atau seragam, serta selalu berhati –hati saat
bertugas. “Iptu suwono ketika kejadian tidak menggunakan seragam sebagai
identitas kepolisian,” imbuh Agung.
Iptu Suwono, Kanit Sabhara Polsek Mojoagung, disabet benda tajam saat melintas di Jalan Raya Desa Tambar, Jogoroto, tepatnya di belakang bekas Pabrik Rosela, Minggu (1/1/2017) dini hari. Dia diserang usai tugas pengamanan tahun baru. Suwono mendapatkan 103 jahitan di lengan kanan akibat luka sedalam 10 sentimeter. Dia dirawat di ruang Asoka RSUD Jombang.
Iptu Suwono, Kanit Sabhara Polsek Mojoagung, disabet benda tajam saat melintas di Jalan Raya Desa Tambar, Jogoroto, tepatnya di belakang bekas Pabrik Rosela, Minggu (1/1/2017) dini hari. Dia diserang usai tugas pengamanan tahun baru. Suwono mendapatkan 103 jahitan di lengan kanan akibat luka sedalam 10 sentimeter. Dia dirawat di ruang Asoka RSUD Jombang.
Sementara, menurut sebagian warga, kejadian itu
diprediksikan akibat pelaku pembacokan salah sasaran atau salah orang. Itu
dikarenakan saat kejadian sang Polisi tidak mengenakan (berpakaian) seragam
polisi, dikiranya orang umum. “Mungkin salah orang Mas,” katanya menduga. (san/rabi)