Senin, 08 Agustus 2016

Budaya



Kakek 72 Tahun Penjual Tape, Jualan Bukan Semata Cari Uang

Radar Besuki
Baginya menjual Tape Telo dan juga Tape Ketan bukanlah semata - mata untuk mencari uang untuk menghidupi keluarganya, Kakek yang sudah berusia 72 tahun ini masih terlihat begitu muda semangatnya dalam berjualan Tape Telo dan Tape Ketan.

Ia Kerap terlihat di sekitar Area Universitras Islam Indonesia Yogyakarta, pada Jam - Jam pagi sekitar 8 hingga Jam 10, setelah itu Kakek penjual Tape Ketan dan juga Tape Telo ini melanjutkan kelilingnya dengan mengintari jalanan Ringroad hingga dagangannya habis dan ia pun memutuskan pulang ke rumah.

Biasa pulang pulang dari dagang jam 2 Siang atau jam 3 Sore. Yang menarik dari Kakek Penjual Tape Telo dan Tape Ketan ini bukanlah semata - mata semangatnya berjualan melainkan visi & misinya berjualan tape ketan dan tape telo.

Ia tidak pernah mematok harga dalam dagangnya, ia hanya mempersilahkan para pembeli untuk membeli berapa banyak, 2 ribu rupiah hingga 5 ribu rupiah tetap ia layani dan ia seperti sudah ahli dalam membagi seberapa banyak tape telo dan juga tape ketan untuk setiap rupiahnya.

Harga jelas tidak mahal pasalnya hanya dengan 2 ribu rupiah Anda sudah bisa mendapatkannya, dan yang paling harus kita teladani dan tiru adalah semangatnya di mana Beliau berjualan itu untuk sebuah tradisi di mana berjualan Tape Telo dan juga Tape Ketan adalah tradisi keluarganya yang sudah turun temurun dari jaman Belanda.

Dan kakek 72 tahun ini pun mengaku takut jika suatu saat nanti dirinya tidak berjualan lagi siapa yang akan melanjutkan tradisi tersebut jika anak - anak bangsa tidak mau melestarikan makanan - makanan tradisional seperti Tape Telo dan juga Tape Ketan ini.

Akan tetapi Kakek ini yakin sebuah tradisi tidak akan pernah lenyap jika saja masih ada pemuda - pemuda yang peduli dengan sejarah dan melestarikan yang sudah menjadi peninggalan para leluhur baik itu dari segi jajanan ( makanan tradisional ), dan Budaya keseniannya.

Nah, semoga hal ini bisa menjadi motivasi bagi kita semuanya untuk selalu melestarikan apa yang sudah menjadi tradisi para leluhur kita. (rabi)