Senin, 08 Agustus 2016

Erupsi Bromo



Erupsi Bromo Jadi ‘Magnet’ Wisatawan

Probolinggo – Radar Besuki
Fase erupsi Gunung Bromo kali ini merupakan yang terpanjang. Dibandingkan dengan erupsi serupa, pada 2010–2011 lalu, rupanya kondisi ini memantik rasa penasaran turis domestik, maupun turis asing.

Ratusan wisatawan memadati lautan pasir Bromo. Beberapa di antaranya, memilih untuk menikmati sunrise (matahari terbit-red0 di Penanjakan dan sekitar Lava View. Ratusan pasang mata pun terbius, oleh keindahan Gunung Bromo yang tengah erupsi.

“Kombinasi antara matahari terbit yang menyiratkan sinar jingga di ufuk timur, berpadu indah dengan kabut dan kepulan asap Bromo,” kata Bryan, turis asal Amerika Serikat, dalam bahasa inggris.

Ditanya soal status Gunung Bromo yang masih dalam level Waspada, lelaki jangkung itu tak terlalu merisaukan. Apalagi ia hanya menikmati keindahan Bromo dari kejauhan atau jarak aman. Komentar senada juga meluncur dari Lola Mischa, kekasih Bryan. Mereka merasa beruntung, dapat melihat kepulan asap Bromo seperti saat ini.


Terpisah, namun masih di lokasi yang sama, salah satu pengunjung asal Makassar, irma Sirmayanti mengatakan, keindahan Gunung Bromo ini tidak pernah bisa digantikan. Kendati pun saat ini tengah erupsi, pemandangannya malah semakin indah.

“Biar bagaimana pun namanya bencana alam, tidak dapat dikendalikan manusia. Semua kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Tapi sebagai manusia yang dapat berpikir, setidaknya kami bisa membedakan mana posisi aman untuk berwisata, dan mana posisi yang membahayakan. Selama itu tidak melanggar peraturan yang berlaku, sah-sah saja untuk berlibur dan menikmati Bromo,” terangnya.

Sebelum ke Bromo, dari siaran televisi maupun media online, wanita berhijab ini menyebut, sudah ramai berita tentang erupsi Bromo. “Justru itu, salah satu faktor mengapa kami datang ke sini. Karena penasaran,” pungkasnya, seraya kembali ke rombongannya. (rabi)