Erupsi Bromo Jadi ‘Magnet’ Wisatawan
Probolinggo – Radar Besuki
Fase erupsi Gunung Bromo kali ini
merupakan yang terpanjang. Dibandingkan dengan erupsi serupa, pada 2010–2011
lalu, rupanya kondisi ini memantik rasa penasaran turis domestik, maupun turis
asing.
Ratusan wisatawan memadati lautan
pasir Bromo. Beberapa di antaranya, memilih untuk menikmati sunrise (matahari
terbit-red0 di Penanjakan dan sekitar Lava View. Ratusan pasang mata pun
terbius, oleh keindahan Gunung Bromo yang tengah erupsi.
“Kombinasi antara matahari terbit
yang menyiratkan sinar jingga di ufuk timur, berpadu indah dengan kabut dan
kepulan asap Bromo,” kata Bryan, turis asal Amerika Serikat, dalam bahasa
inggris.
Ditanya soal status Gunung Bromo
yang masih dalam level Waspada, lelaki jangkung itu tak terlalu merisaukan.
Apalagi ia hanya menikmati keindahan Bromo dari kejauhan atau jarak aman.
Komentar senada juga meluncur dari Lola Mischa, kekasih Bryan. Mereka merasa
beruntung, dapat melihat kepulan asap Bromo seperti saat ini.
Terpisah, namun masih di lokasi yang
sama, salah satu pengunjung asal Makassar, irma Sirmayanti mengatakan,
keindahan Gunung Bromo ini tidak pernah bisa digantikan. Kendati pun saat ini
tengah erupsi, pemandangannya malah semakin indah.
“Biar bagaimana pun namanya bencana
alam, tidak dapat dikendalikan manusia. Semua kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Tapi
sebagai manusia yang dapat berpikir, setidaknya kami bisa membedakan mana
posisi aman untuk berwisata, dan mana posisi yang membahayakan. Selama itu
tidak melanggar peraturan yang berlaku, sah-sah saja untuk berlibur dan
menikmati Bromo,” terangnya.
Sebelum ke Bromo, dari siaran
televisi maupun media online, wanita berhijab ini menyebut, sudah ramai berita
tentang erupsi Bromo. “Justru itu, salah satu faktor mengapa kami datang ke
sini. Karena penasaran,” pungkasnya, seraya kembali ke rombongannya. (rabi)