Salam X-Kars
Siswa SMK 2 Wonogiri Rancang Drone Pembawa
Pelampung
Radar Besuki
Sejumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Wonogori
Jawa Tengah merakit pesawat tanpa awak (drone).
Drone ini
dirancang mampu melepas pelampung untuk menolong orang yang tenggelam di laut.
Pesawat tanpa awak itu memiliki enam baling-baling dan mampu mengangkat beban seberat satu kilogram. Drone ini sanggup terbang sejauh satu kilometer dengan ketahanan terbang 30 menit.
Pesawat tanpa awak itu memiliki enam baling-baling dan mampu mengangkat beban seberat satu kilogram. Drone ini sanggup terbang sejauh satu kilometer dengan ketahanan terbang 30 menit.
Guru pembimbing siswa pembuat drone di SMK 2 Wonogiri, Eko
Nur Wahyudi, mengungkapkan tidak sulit mendapatkan komponen-komponen drone.
"Bahan sudah ada dari Solo. Kita gunakan aluminium jemuran. Untuk sistem kelistrikan, kita beli di toko online," kata dia.
Drone ini juga dilengkapi GPS yang memungkinkan kembali secara otomatis ke lokasi awal. "Jadi, drone tidak akan hilang," imbuh dia.
"Bahan sudah ada dari Solo. Kita gunakan aluminium jemuran. Untuk sistem kelistrikan, kita beli di toko online," kata dia.
Drone ini juga dilengkapi GPS yang memungkinkan kembali secara otomatis ke lokasi awal. "Jadi, drone tidak akan hilang," imbuh dia.
Usai diterbangkan dengan remote pengendali, drone
akan memindai orang tenggelam. Di titik lokasi paling tepat,
pengait di bagian bawah drone
akan melepaskan tali dan ban pelampung.
Hanya butuh tiga bulan bagi para siswa merampungkan satu unit drone. Biaya yang dibutuhkan merakit satu unit drone Rp15 juta. Berbeda jauh dengan harga drone di pasaran yang mencapai Rp200 juta.
Pesawat tanpa awak ini meraih juara Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) Kabupaten Wonogiri serta akan dilombakan di tingkat provinsi.
Siswa kelas XI Jurusan Mekatronika SMK 2 Wonogiri, Anhar Mashaul, mengatakan, selain merakit drone untuk menolong korban tenggelam, timnya juga merakit drone untuk menyemprot pupuk cair dan pestisida.
"Drone ini ditargetkan mampu membawa beban lima kilogram. Namun, belum kami uji coba," kata dia.
Hanya butuh tiga bulan bagi para siswa merampungkan satu unit drone. Biaya yang dibutuhkan merakit satu unit drone Rp15 juta. Berbeda jauh dengan harga drone di pasaran yang mencapai Rp200 juta.
Pesawat tanpa awak ini meraih juara Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) Kabupaten Wonogiri serta akan dilombakan di tingkat provinsi.
Siswa kelas XI Jurusan Mekatronika SMK 2 Wonogiri, Anhar Mashaul, mengatakan, selain merakit drone untuk menolong korban tenggelam, timnya juga merakit drone untuk menyemprot pupuk cair dan pestisida.
"Drone ini ditargetkan mampu membawa beban lima kilogram. Namun, belum kami uji coba," kata dia.
Radar Besuki