Minggu, 09 Oktober 2016

PDIP Minta Bupati Tegas

 Salam X-Kars

Jember - Radar Besuki
Bupati Jember, dr Faida tidak bisa menghentikan proyek pembanguna tambak udang di Kecamatan Puger, menurut Sekretaris  DPC PDIP Kabupaten Jember Bam- bang Wahyu, massa akan bertindak dengan caranya sendiri. Jika sampai hari Senin (10/10) mendatang,   Kata Bambang kepada awak media, kemarin, massa menolak adanya pendirian tambak tersebut dan dan berharap proyek pembangunannya dihentikan dulu. “Penghentian tersebut bukan karena apa, kami meminta untuk dilakukan kajian ulang terkait perizinan atas tambak udang tersebut,” kata Bambang. Sebelumnya, pada Kamis (6/10) lalu, diketahui ada tim turun ke lapangan yang mengatasnamakan tim 9, yang terdiri dari kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Jember, Bagian Hukum Setda Jember dan Humas Setda Jember. “Gak tahu nemui siapa, tapi memang yang datang itu tim 9. Kalau ada Bupati dan Wabup datang dari warga juga gak ada yang tahu,” jelasnya.

Menurut beberapa sumber, tidak menutup kemungkinan jika ini diteruskan akan terjadi sebuah konflik horisontal antara yang pro dan kontra tambak tersebut. “Namun kalau Bupati tidak bisa bertindak cepat dan tegas dan tepat bertindak maka hal berbeda akan terjadi,” ujarnya. Sementara itu, dari informasi yang didapat, bahwa pihak perusahaan sempat mengatakan kalau memang Bupati Jember akan mencabut SK Bupati terkait izin pendirian tambak, maka pihak pengusaha tidak segan-segan akan memPTUN-kannya. Sumber dari perusahaan yang tidak mau menyebutkan nama dan jabatannya mengutarakan juga bahwa pembangunan ini akan terus dilanjutkan.
Dan ini terlihat jelas, banyak pekerja yang menjaga pelaksanaan pembangunan fasilitas tambak tersebut. Bupati dan Wakil Bupati Jember, dr. Faida dan Drs. KH. Muqit Arief sebelumnya telah sempat menerima aspirasi dari masyrakat Kecamatan Puger di kantor Pemerintah Kabupaten Jember, 

Masyarakat Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger diwakili Sugito dan Aris menyampaikan surat bahwa masyarakat desanya keberatan dengan adanya tambak udang di Land Consolidation (LC) di desa setempat. “Tidak ada masyarakat Puger yang setuju dengan adanya tambak udang ini. Tidak ada persetujuan dengan masyarakat sekitar terkait adanya tambak ini. Dan, bagi nelayan keberadaan tambak udang ini tidak memberikan keuntungan bagi masyarakat pesisir (Puger),” kata Aris kepada Bupati waktu itu.

Sugito pun menambahkan bahwa masyarakat yang ada di Puger lebih menghendaki pembangunan pariwisata. “Intinya, kami meminta agar beroperasinya tambak udang, hanya menguntungkan segelintir orang saja. Dalam surat itu, ada 700-an warga yang ikut menolak adanya tambak. Kalau pembangunan pariwisata kami sangat setuju karena itu bisa menambah pemasukan daerah dan ekonomi masyarakat,” terang Sugito. Lebih lanjut, Sugito menyatakan masyarakat sangat mendukung program masterplan Pemerintah Kabupaten Jember yang digunakan untuk fasilitas umum. “Kami sangat mendukung masterplan Pemkab Jember yang mana pembangunan itu untuk fasilitas umum, seperti pariwisata, pasar, puskesmas, pendidikan, dan sarana ibadah,” imbuh Sugito. Di tempat yang sama, Bupati dr. Faida mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Puger yang mau bekerja sama dengan mau menyampaikan aspirasi terkait penolakan tambak udang. “Saya berterima kasih masyarakat Puger mau bekerja sama dengan baik perihal tambak di Jember. Aspirasi ini mereka sampaikan dalam surat yang ditujukan kepada Bupati dan Wakil Bupati. Tadi mereka juga mengatakan sendiri maksud kedatangannya,” terang dr. Faida waktu itu.

Masih menurut dr. Faida, masyarakat Puger ingin agar program LC ini dilanjutkan. “Intinya, masyarakat Puger ingin program tanah LC ini terus dilanjutkan. Mereka keberatan jika tanah LC ini diperuntukkan untuk kepentingan tambak. Namun, kami sudah sampaikan apabila ada perusakan lingkungan, kegiatan itu harus dihentikan lewat koordinasi dengan pejabat berwenang,” imbuhnya. Bupati Faida juga menambahkan bahwa jika masyarakat merasa pariwisata perlu dibangun maka itu akan dilakukan. Terkait tambak, Bupati akan memanggil investor pada Senin. “Saya akan panggil mereka Senin nanti. Karena jika bisnis ini bermasalah, maka hal itu tentu mengganggu. Masyarakat tidak tenang, pemilik juga akan susah. Jika bisnis ini bermasalah, tentu ini akan menggangu pembangunan di Jember,” pungkas dr. Faida. (Rabi)