Minggu, 09 Oktober 2016

Taat Pribadi

Salam X-Kars

Nyanyian Junaedi Tentang Taat Pribadi , Diperkirakan 3000 Pengikut Dari Situbondo

Situbondo - Radar Besuki

Kanjeng Taat Pribadi merupakan fenomena nasional ,karena begitu banyak pengikut dari luar kota Probolinggo . Korban penipuan juga menimpa warga Situbondo. Hingga kini, diperkirakan terdapat sekitar 3000 warga Kota Santri, yang terperdaya dengan ulah pria yang telah ditetapkan tersangka atas kasus pembunuhan dan penipuan tersebut.

Ribuan warga itu menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi dengan menyetor sejumlah mahar, setelah kepincut iming-iming penggandaan uang.Bukan hanya puluhan atau ratusan juta. Di antaranya bahkan ada juga yang mencapai miliaran rupiah.

Demikian disampaikan MA Junaidi, eks pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi asal Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, lebih jauh, pria yang akrab disapa Junaidi Gempur itu mengatakan, para pengikut Taat Pribadi di Situbondo berasal dari berbagai kalangan.

Bukan hanya warga awam saja, tetapi juga masyarakat terdidik. Bahkan, ada beberapa orang penting di Situbondo yang juga ikut bergabung. “Pengikutnya di sini banyak, sekitar 3000-an orang. Mereka dari berbagai kalangan, ada wiraswasta, pengusaha, purnawiran polisi, bahkan juga pejabat pemkab. Salah satunya malah mantan Kepala Dinas, yang kabarnya sampai menyetor mahar sekitar Rp 2 miliar".

Saking banyaknya, Junaidi tidak bisa merinci melalui jalur atau koordinator mana saja mereka bergabung menjadi pengikut Taat Pribadi. Menurut dia, dirinya tahu setelah bertemu pada saat sama-sama mengikuti acara di Padepokan, di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo.

Setelah sama - sama mengetahui, antar pengikut Taat Pribadi di Situbondo pun jadi sering berkoordinasi. Termasuk setelah kedok Taat Pribadi terbongkar. Namun, papar Junaidi, sebagian pengikut Taat Pribadi di Situbondo masih enggan melapor ke polisi. “Saya sarankan agar mereka segera melapor, tidak perlu malu. Ini semua demi kebaikan dan kebenaran,” saran pria yang juga dikenal sebagai aktivis sebuah LSM Anti Korupsi di Situbondo itu.

Selebihnya, Junaidi mengaku sudah berkoordinasi dengan MUI Situbondo, untuk mengajak para pengikut Taat Pribadi melakukan taubatan nasuha secara bersama-sama. Acara taubatan nasuhah tersebut, papar dia, rencananya akan dilaksanakan di Masjid Jami’ Al-Abror Situbondo.

Tak hanya taubatan nasuha saja. Menurut Junaidi, seluruh pengikut Taat Pribadi juga harus kembali membacakan dua kalimat syahadat, karena dianggapnya sudah musyrik. “Banyak ajaran sesat yang diajarkan di Padepokan. Makanya, kita harus membacakan dua kalimat syahadat lagi, baru kemudian melakukan taubat nasuha.

Saya sudah berkoordinasi dengan Sekretaris MUI Situbondo, untuk melaksanakan kegiatan ini dalam waktu cepat,” pungkas Junaidi. Diberitakan sebelumnya, setelah melaporkan dugaan penipuan yang dialaminya, MA Junaidi (50) rupanya makin kencang saja ‘bernyanyi’ tentang sosok Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Termasuk soal banyaknya lokasi yang dijadikan tempat penyimpanan uang oleh mantan panutannya tersebut. Selain di bunker-bunker dalam Padepokan, disebutsebut Taat Pribadi juga sengaja menyewa beberapa gudang untuk dijadikan menyimpan uangnya.

Dua di antaranya, berlokasi di wilayah Ketapang, Probolinggo dan di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan. Junaidi sendiri mulai tidak percaya dan curiga ini modus penipuan yang dilakukan oleh Taat Pribadi, sejak tahun 2014 lalu. Sehingga dia pun memutuskan keluar sebagai pengikut Padepokan Dimas Kanjeng. Atas dugaan penipuan yang dialaminya, Junaidi secara resmi telah melapor ke Polres Probolinggo. Dia melapor karena uang sebanyak Rp 205 juta yang diserahkan ke Padepokan Taat Pribadi, sampai sekarang belum jelas jluntrungnya (Rabi)