Jumat, 18 November 2016

Dubes Korsel : Anas He Mother of Benchmarking.

Salam X-Kars
Banyuwangi - radarbesuki.com
Setelah beberapa pekan lalu dikunjungi Konsul Jenderal (Konjen) Amerika Serikat (AS) di Surabaya, Heather C. Vavaria, kemarin (17/11) giliran Duta Besar (Dubes) Korea Selatan  (Korsel) Cho Tai-young berkunjung ke Bumi Blambangan.

Dubes Cho Tai-young mengaku dirinya datang ke Banyuwangi  ingin melihat dari dekat sekaligus membuktikan berbagai kemajuan yang diraih kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini. “Saya datang ke sini (Banyuwangi - red ) untuk melihat perubahan yang  dibuat Bupati Abdullah Azwar Anas,” ujarnya saat berada di Lounge pelayanan publik kantor Pemkab Banyuwangi.

Saat berada di Lounge kantor  Pemkab Banyuwangi, Dubes Cho Tai memanfaatkan monitor yang tersedia untuk memantau berbagai pelayanan publik di lingkungan Pemkab Banyuwangi, termasuk transparansi  anggaran daerah.

Melalui layar  sentuh yang tersedia di ruangan  tersebut, Cho Tai juga melihat  berbagai even Banyuwangi Festival (B-Fest) yang diselenggarakan rutin pemkab setiap tahun.

“Ini luar biasa. Ternyata kemajuan Banyuwangi bukan sekadar isapan jempol. Baru melihat tempat ini saja sudah begini luar  biasa. Ini berkat pemimpinnya  yang luar biasa pula,” ujarnya. Dubes Cho Tai , dia juga menyampaikan rasa hormatnya atas keberhasilan Bupati Anas dalam   membangun Banyuwangi.

“Saya punya sebutan khusus untuk Bupati Anas, yakni He Mother of Benchmarking. Banyak daerah lain yang datang ke Banyuwangi untuk belajar,” kata pria yang mengaku sudah  tinggal di Indonesia 2 tahun 5 bulan lalu tersebut.

Cho Tai membeber alasannya memberikan julukan He Mother of Benchmarking tersebut pada Bupati Anas. Dikatakan, dirinya pertama kali bertemu  Anas pada forum seminar di Jakarta yang digagas oleh Foreign  Policy Indonesian Community  (FPIC) beberapa waktu lalu.

Dalam acara itu Anas mendapat penghargaan sebagai pejuang reformasi atas perubahan yang berhasil dilakukannya untuk   Banyuwangi. “Nah, dari situ saya penasaran, sejauh apa yang dilakukannya.  Makanya saya datang ke sini untuk membuktikannya. Dan semua memang terbukti.” bebernya.

Dubes yang telah hafal tiga ribu kosa kata bahasa Indonesia itu juga mengaku terpesona dengan jalanan Banyuwangi yang bersih. Pemandangan ini, jarang dia lihat di kota-kota lainnya yang pernah dia datangi. “Saya senang di sini. Jalan-jalan sangat bersih,” ungkapnya

Cho Tai mengatakan, semua negara dan semua tempat selalu berubah untuk masa depan yang lebih baik. Termasuk apa yang dilakukan oleh Banyuwangi. Mau tidak mau, ujar Cho Tai, semua harus siap menerima perubahan itu. “Saya ini fans berat Indonesia. Kedatangan saya ke Banyuwangi, menambah deretan kekaguman saya akan Indonesia,” kata dia.

Untuk membuktikan kecintaannya pada Indonesia, Dubes Cho Tai menyempatkan diri menyanyikan beberapa lagu berbahasa Indonesia, salah satunya lagu kebangsaan Indonesia Raya. Satu Nusa Satu Bangsa, hingga Bengawan Solo.

Menariknya, dia juga hafal sejumlah lagu pop alternatif, seperti jangan Menyerah yang dipopulerkan grup band D’Masiv hingga lagu Dangdut Goyang Dumang yang identik dengan penyanyi Cita Citata. “Saya bisa nyanyi tanpa teks,” kata dia lalu berdendang. (rabi)