Pekalongan, Rabi
Tiga atap ruang kelas di SMPN 2 Talun, Kabupaten
Pekalongan, Jawa Tengah, ambruk, Rabu dini hari 14 Desember 2016. Belum
diketahui penyebabnya.
Dugaan sementara ambruknya atap karena penyangga baja ringan tak dapat menopang
beban genting. Tak ada korban jiwa karena saat kejadian tak ada kegiatan
belajar mengajar. "Sehari sebelumnya juga terjadi hujan lebat dan angin
kencang," kata Kepala SMPN 2 Talun, Winarni, Jumat (16/12/2016).
Menurut Winarni, atap dari tiga ruang kelas tersebut masih baru. Dibuat dari dana alokasi khusus (DAK) 2014 dan baru dikerjakan 2015. "Saya di sini baru. Sepengetahuan saya, bangunan ini masih dalam tahap pemeliharaan. Namun, saya tidak tahu detailnya," kata dia.
Aktivitas belajar, kata dia, akan dialihkan ke ruang gudang, ruang IT, dan ruang perpustakaan.
Rifai, siswa kelas VII, bersyukur karena saat kejadian tak ada satu pun siswa yang ada di kelas. "Alhamdulillah, besok tinggal terima rapot. Tapi, tak tahu akan pindah belajar di mana setelah liburan selesai," ujarnya.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, Arif Gunawan, masih belum menyebut penyebab ambruknya atap kelas. "Kita tunggu hasil penyelidikan pihak berwajib. Kalau memang karena mutunya jelek, kita tidak akan bantu pembangunan lagi," kata dia.
Arif mengatakan pembangunan atap di tiga kelas itu menghabiskan dana Rp135 juta yang diambil dari anggaran DAK 2014."Kalau ini kelalaian dari pengerjaan, ya kita tidak menangung atau membantu pembangunan lagi. Kalau karena faktor bencana, kita akan siapkan anggaran untuk memperbaiki," kata dia. (uwa/rabi)
Menurut Winarni, atap dari tiga ruang kelas tersebut masih baru. Dibuat dari dana alokasi khusus (DAK) 2014 dan baru dikerjakan 2015. "Saya di sini baru. Sepengetahuan saya, bangunan ini masih dalam tahap pemeliharaan. Namun, saya tidak tahu detailnya," kata dia.
Aktivitas belajar, kata dia, akan dialihkan ke ruang gudang, ruang IT, dan ruang perpustakaan.
Rifai, siswa kelas VII, bersyukur karena saat kejadian tak ada satu pun siswa yang ada di kelas. "Alhamdulillah, besok tinggal terima rapot. Tapi, tak tahu akan pindah belajar di mana setelah liburan selesai," ujarnya.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, Arif Gunawan, masih belum menyebut penyebab ambruknya atap kelas. "Kita tunggu hasil penyelidikan pihak berwajib. Kalau memang karena mutunya jelek, kita tidak akan bantu pembangunan lagi," kata dia.
Arif mengatakan pembangunan atap di tiga kelas itu menghabiskan dana Rp135 juta yang diambil dari anggaran DAK 2014."Kalau ini kelalaian dari pengerjaan, ya kita tidak menangung atau membantu pembangunan lagi. Kalau karena faktor bencana, kita akan siapkan anggaran untuk memperbaiki," kata dia. (uwa/rabi)