Dalam bulan Desember ini, kasus keracunan kerang hijau terjadi di lima tempat
berbeda di Cirebon, Jawa Barat. Beberapa wilayah yang warganya mengalami
keracunan yaitu, Suranenggala, Gunung Jati, Plered, Mundu, dan Kesambi.
Data yang dihimpun, puluhan korban mendapat perawatan rumah sakit, tiga di antaranya meninggal. Mereka rata-rata keracunan, makanan yang warga Cirebon menyebutnya, ijoan. Korban terkahir atas nama Muhamad Dimas Samsudin. Bocah 2,5 tahun ini meninggal, setelah mengkonsumsi kerang bernama latin perna viridis itu bersama ayah dan kakaknya.
Data yang dihimpun, puluhan korban mendapat perawatan rumah sakit, tiga di antaranya meninggal. Mereka rata-rata keracunan, makanan yang warga Cirebon menyebutnya, ijoan. Korban terkahir atas nama Muhamad Dimas Samsudin. Bocah 2,5 tahun ini meninggal, setelah mengkonsumsi kerang bernama latin perna viridis itu bersama ayah dan kakaknya.
Choeruddin dan Istrinya, orangtua korban meninggal akibat keracunan kerang hijau.
Choeruddin, 39, ayah korban, mengatakan, ia membeli ijoan sebanyak 1,5 kg dari
salah seorang kerabatnya. Kedua anaknya, mengkonsumsi ijoan tersebut pada pukul
17.00 WIB. Sedangkan dirinya pada pukul 19.00 WIB.
Sekitar pukul 22.00 WIB, ia mengalami mati rasa dan anaknya muntah-muntah.“Saya seperti mati rasa. Dicubit juga tidak terasa. Bahkan, makan garam pun enggak ada rasanya,” kata Choeruddin di kediamannya, Jumat (16/12/2016).
Ia dan anaknya sempat dibawa ke RS Ciremai Cirebon untuk mendapatkan penanganan medis. Namun, pukul 23.30 WIB, anak bungsunya dinyatakan meninggal.Korban dimakamkan di permakaman setempat pada pukul 08.00 WIB pagi tadi. “Saya baru tahu, ternyata cukup banyak juga yang keracunan ijoan,” kata Choerudin.
Sementara itu, Humas Polresta Cirebon, AKP Gunawan, mengaku belum mendapatkan laporan mengenai keracunan yang terjadi di Kesambi. Namun ia membenarkan, bahwa beberapa hari sebelumnya peristiwa serupa juga terjadi di wilayah lain.“Kalau di wilayah kami, kasus keracunan ijoan, terjadi di Suranenggala, Gunung Jati dan Mundu. Kalau yang terbaru, kami belum dapat laporan,” ujarnya.
Sekitar pukul 22.00 WIB, ia mengalami mati rasa dan anaknya muntah-muntah.“Saya seperti mati rasa. Dicubit juga tidak terasa. Bahkan, makan garam pun enggak ada rasanya,” kata Choeruddin di kediamannya, Jumat (16/12/2016).
Ia dan anaknya sempat dibawa ke RS Ciremai Cirebon untuk mendapatkan penanganan medis. Namun, pukul 23.30 WIB, anak bungsunya dinyatakan meninggal.Korban dimakamkan di permakaman setempat pada pukul 08.00 WIB pagi tadi. “Saya baru tahu, ternyata cukup banyak juga yang keracunan ijoan,” kata Choerudin.
Sementara itu, Humas Polresta Cirebon, AKP Gunawan, mengaku belum mendapatkan laporan mengenai keracunan yang terjadi di Kesambi. Namun ia membenarkan, bahwa beberapa hari sebelumnya peristiwa serupa juga terjadi di wilayah lain.“Kalau di wilayah kami, kasus keracunan ijoan, terjadi di Suranenggala, Gunung Jati dan Mundu. Kalau yang terbaru, kami belum dapat laporan,” ujarnya.
Saat ini, pihak kepolisian masih mengumpulkan sejumlah bukti untuk mendalami kejadian ini. (san/rabi)