Salam X-Kars
Situbondo , www.radarbesuki.com
Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Situbondo menggelar Kegiatan Coastal Clean Up atau bersih-bersih sampah di pesisir dan pantai. Acara tersebut digelar di Desa Kilensari Kecamatan Panarukan, Sabtu (3/12) kemarin.
Lingkungan pesisir dan laut di Situbondo khususnya di Desa Kilensari (Panarukan), Situbondo sangat menghawatirkan, sehingga sangat diperlukan untuk melakukan upaya pemulihan kualitas lingkungan pesisir dan laut di daerah tersebut.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Situbondo, Kholil mengatakan, Kegiatan Coastal Clean Up atau bersih-bersih sampah di pesisir dan pantai merupakan langkah awal, karena masalah sampah tidak bisa diselesaikan secara cepat.
"Ini masih langkah awal, untuk selanjutnya kita akan melakukan penanaman berbagai jenis pohon termasuk mangrove dan pendampingan pengelolaan sampah secara mandiri," katanya
Ia mengungkapkan, rangkaian kegiatan yang difasilitasi oleh lembaga Format For Green tersebut mendapatkan dukungan penuh dari Pemkab Situbondo dan PT. Pembangkit Jawa – Bali (PJB) mulai dari Kantor Pusat, UP Paiton dan UBJ & OM.
"Masalah kebersihan di pantai ini harus mendapat perhatian dari semua pihak, terutama masyarakat yang bertempat tinggal didaerah pesisir," tutur Kholil.
Kegiatan Coastal Clean Up atau bersih-bersih pantai diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, seperti ratusan pelajar dari tingkat SD, SMP, SMU maupun Pramuka, GP Ansor, Perguruan Setia Hati Teratai, dinas-dinas terkait, kelompok pecinta alam, dan warga setempat Desa Kilensari Kecamatan Panarukan.
Setelah acara pembukaan Coastal Clean Up oleh Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut (PPKPL) pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Heru Waluyo, acara dilanjutkan dengan penanaman berbagai jenis pohon oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Situbondo.
Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut (PPKPL) pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Heru Waluyo mengatakan, bahwa pengaruh sampah plastik ke laut akan berdampak terhadap biota-biota laut. Selain itu juga akan mematikan habitat-habitat di laut seperti pohon bakau dan terumbu karang.
"Kalau pohon bakau tertutup sampah plastik akan mati atau terlambat pertumbuhannya, sedang terumbu karang kalau tertutup plastik secara banyak juga bisa mati karena tidak terkena sinar matahari," katanya.
Heru melanjutkan, banyaknya sampah di laut disebabkan perilaku-perilaku masyarakat yang masih kurang peduli terhadap lingkungannya sendiri. Dengan itu ia mengajak masyarakat mempunyai pola hidup bersih dan peduli terhadap lingkungan minimal di lingkungannya sendiri.
"Kalau kita lihat sekarang spot-spot di Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Situbondo ini sudah sangat jelas banyak sampah di pinggir pantai dan itu berpotensi masuk ke wilayah laut. Oleh karenanya pemerintah daerah harus peduli dengan cara menyediakan tempat sampah di kawasan pesisirnya," terangnya.
Heru Waluyo mengungkapkan, bahwa saat ini Indonesia sebagai kontributor sampah plastik di laut urutan kedua terbesar di dunia. Penilaian tersebut merupakan hasil riset dari universitas di Amerika Serikat.
"Indonesia merupakan negara yang mempunyai kontributor sampah plastik di laut nomor dua setelah Cina. Indikasinya yaitu dari negara-negara yang sedang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup baik, seperti Thailand, China, Philipina dan yang lainnya," pungkasnya. (rabi)