Jumat, 02 Desember 2016

Ribuan Santri ‘Kepung’ Kota Bondowoso



Aksi Bela Islam III



Bondowoso, Radar Besuki//www.radarbesuki.com
Aksi solidaritas dan merupakan support atas demo bela islam jilid III di Pusat ini, berlangsung setelah solat Jum’at Legi (2/12/2015). Ribuan santri dan kaum muslimin dari segala penjuru Bondowoso, membawa spanduk dan banner yang bertuliskan mengecam keras penista agama. Mereka berjalan kaki memadati jalan lingkar kota dengan guyuran hujan yang cukup deras.
Menurut H. M Taufik dari Ponpes Al –Falah, peserta aksi berasal dari 30 ponpes yang tergabung dalam aksi super damai 212 di Bondowoso. Pihaknya merasa terpanggil dan harus bersikap tegas dengan perbuatan pihak yang menistakan agama. Namun begitu, aksi kali ini tidak jauh beda dengan yang digelar di Pusat dengan korlap GNPF MUI. 

“Kami dukung tindakan tegas Polri dalam memproses sang penista agama. Kami juga sangat peduli dengan NKRI. Ini masalah hati nurani dan tentang keyakinan kami. Kami tidak terima al Qur’an dinista, ulama dinista. Rencananya kami akan longmarch dari depan masjid At –Taqwa ini memutar hingga kembali kehalaman Gerbong Maut,” tandasnya.
Pantauan Radar Besuki (Rabi) dilapangan, ribuan santri dan didukung masyarakat muslim Bondowoso ini, dengan tegas akan menolak jika ada yang memberi makanan dan minuman (Mamin) diluar panitia. Santri yang berasal dari 30 pesantren disegala penjuru kota Bondowoso ini tidak peduli guyuran hujan deras, berjejer memenuhi jalan lingkar kota.

Teriakan takbir terus berkomandang dan kalimat –kalimat yang bersumber dari kitab suci Al Qur’an sesekali mengisi disela orasi sang orator dengan 4 kendaraan roda empat.        Dengan pengawalan ketat aparat kepolisian dan satgas dari Kodim 0822, Bataliyon 514 Raider dan Satpol PP, peserta aksi menjaka masyarakat untuk selalu menjaga keutuhan NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
“Kami imbau peserta aksi jangan sampai menerima apapun dari orang luar kecuali dari Panitia. Jaga ketertiban dan jangan sampai ada tindakan yang membuat masyarakat kurang nyaman. Kita wajib jihad dan membela islam, apalagi ada pihak yang menistakan agama kita. Penista Alqur’an sama dengan Intoleransi, Al Qur’an dinista, Indonesia Terluka,” kata Habib Baraq Akhwan, ketua panitia aksi.

Meski diguyur hujan deras, para santri dan ummat muslim ini terus bersemangat meneriakkan yel –yel kecaman atas sang penista agama, Al Qur’an dan Ulama. Mereka mendesak proses hukum terus ditegakkan dan wajib seadil –adilnya demi bangsa ini. Uniknya, ratusan banner dan sepanduk tak ada yang menyebut nama Ahok, melainkan kecaman bagi sang penista agama.
Mereka juga berjanji akan berjalan tertib dan tidak akan berbuat yang dapat mengganggu stabilitas kemanandan ketertiban masyarakat (Kantibmas). Kehadiran mereka juga bukan atas rekrutmen, melainkan merasa terpanggil dan langsung bergabung dengan sendirinya. Demi kemanan, maka spontanitas dibentuk panitia agar masa dapat terkordiner.


Akibat dari aksi super damai 212 ini, jalan lingkar kota ditutp sementara, serta bagi pengendara roda dua hanya bias melintas menggunakan jalur sebelah dengan potensi kemacetan mencapai 70 persen. Meski hujan terus mengguyur kota Tape Bondowoso dan sekitarnya, ribuan santri dalam aksi super damai 212 ini berjalan sesuai rencana, serta berahir dikawasan monument Gerbong Maut selatan alun –alun (LA) Ki Bagus Asra. (rabi)