Aksi Bela Islam III
Bondowoso,
Radar Besuki//www.radarbesuki.com
Aksi solidaritas
dan merupakan support atas demo bela islam jilid III di Pusat ini, berlangsung
setelah solat Jum’at Legi (2/12/2015). Ribuan santri dan kaum muslimin dari
segala penjuru Bondowoso, membawa spanduk dan banner yang bertuliskan mengecam
keras penista agama. Mereka berjalan kaki memadati jalan lingkar kota dengan
guyuran hujan yang cukup deras.
Menurut H.
M Taufik dari Ponpes Al –Falah, peserta aksi berasal dari 30 ponpes yang
tergabung dalam aksi super damai 212 di Bondowoso. Pihaknya merasa terpanggil
dan harus bersikap tegas dengan perbuatan pihak yang menistakan agama. Namun begitu,
aksi kali ini tidak jauh beda dengan yang digelar di Pusat dengan korlap GNPF
MUI.
“Kami
dukung tindakan tegas Polri dalam memproses sang penista agama. Kami juga
sangat peduli dengan NKRI. Ini masalah hati nurani dan tentang keyakinan kami. Kami
tidak terima al Qur’an dinista, ulama dinista. Rencananya kami akan longmarch
dari depan masjid At –Taqwa ini memutar hingga kembali kehalaman Gerbong Maut,”
tandasnya.
Pantauan
Radar Besuki (Rabi) dilapangan, ribuan santri dan didukung masyarakat muslim
Bondowoso ini, dengan tegas akan menolak jika ada yang memberi makanan dan
minuman (Mamin) diluar panitia. Santri yang berasal dari 30 pesantren disegala
penjuru kota Bondowoso ini tidak peduli guyuran hujan deras, berjejer memenuhi
jalan lingkar kota.
Teriakan
takbir terus berkomandang dan kalimat –kalimat yang bersumber dari kitab suci
Al Qur’an sesekali mengisi disela orasi sang orator dengan 4 kendaraan roda
empat. Dengan pengawalan ketat aparat
kepolisian dan satgas dari Kodim 0822, Bataliyon 514 Raider dan Satpol PP, peserta
aksi menjaka masyarakat untuk selalu menjaga keutuhan NKRI dan Bhineka Tunggal
Ika.
“Kami
imbau peserta aksi jangan sampai menerima apapun dari orang luar kecuali dari
Panitia. Jaga ketertiban dan jangan sampai ada tindakan yang membuat masyarakat
kurang nyaman. Kita wajib jihad dan membela islam, apalagi ada pihak yang
menistakan agama kita. Penista Alqur’an sama dengan Intoleransi, Al Qur’an
dinista, Indonesia Terluka,” kata Habib Baraq Akhwan, ketua panitia aksi.
Meski diguyur
hujan deras, para santri dan ummat muslim ini terus bersemangat meneriakkan yel
–yel kecaman atas sang penista agama, Al Qur’an dan Ulama. Mereka mendesak
proses hukum terus ditegakkan dan wajib seadil –adilnya demi bangsa ini. Uniknya,
ratusan banner dan sepanduk tak ada yang menyebut nama Ahok, melainkan kecaman
bagi sang penista agama.
Mereka juga
berjanji akan berjalan tertib dan tidak akan berbuat yang dapat mengganggu
stabilitas kemanandan ketertiban masyarakat (Kantibmas). Kehadiran mereka juga
bukan atas rekrutmen, melainkan merasa terpanggil dan langsung bergabung dengan
sendirinya. Demi kemanan, maka spontanitas dibentuk panitia agar masa dapat
terkordiner.
Akibat dari
aksi super damai 212 ini, jalan lingkar kota ditutp sementara, serta bagi
pengendara roda dua hanya bias melintas menggunakan jalur sebelah dengan
potensi kemacetan mencapai 70 persen. Meski hujan terus mengguyur kota Tape
Bondowoso dan sekitarnya, ribuan santri dalam aksi super damai 212 ini berjalan
sesuai rencana, serta berahir dikawasan monument Gerbong Maut selatan alun –alun
(LA) Ki Bagus Asra. (rabi)