APTI: Petani Tembakau di Jawa Timur Merugi
Salam X-Kars
Probolinggo – Radar Besuki
Musim tanam tembakau tahun 2016 ini, membuat petani
di Kabupaten Probolinggo mengeluh. Pasalnya, harga tembakau hasil panen awal
kali ini terbilang anjlok, dan tak mampu menutupi biaya yang telah dikeluarkan
petani selama masa perawatan.
Dari data yang diperoleh Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Timur, untuk harga tembakau di Kabupaten Probolinggo, daun tengah hingga pucuk hanya seharga Rp 25.000 hingga Rp 29.000 per kilogramnya. Sedangkan daun bawah lebih murah lagi, yakni antara Rp 15.000 hingga Rp 17.000 per kilogram.
Dari data yang diperoleh Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Timur, untuk harga tembakau di Kabupaten Probolinggo, daun tengah hingga pucuk hanya seharga Rp 25.000 hingga Rp 29.000 per kilogramnya. Sedangkan daun bawah lebih murah lagi, yakni antara Rp 15.000 hingga Rp 17.000 per kilogram.
Harga yang ditentukan oleh gudang tersebut, bahkan tak bisa menutupi semua
biaya yang telah dikeluarkan petani. Mulai dari biaya tanam, perawatan, panen
hingga dijual ke gudang.
Menuruta Amin, ketua APTI Jawa Timur, jika panen awal harganya tak bisa menembus diatas Rp 35.000 per kilogramnya, maka harga tersebut terbilang murah dan merugikan petani. Bahkan, saat masa panen berikutnya, harga daun tembakau bisa lebih anjlok.
“Anjloknya harga tambakau tahun ini, membuat petani merugi. Beberapa daerah di Jawa Timur, yang produktif tanam tambakau harganya serentak anjlok, utamanya di Probolinggo,”kata Amin, saat ditemui di ruang kerjanya Senin (29/8/2016).
Menuruta Amin, ketua APTI Jawa Timur, jika panen awal harganya tak bisa menembus diatas Rp 35.000 per kilogramnya, maka harga tersebut terbilang murah dan merugikan petani. Bahkan, saat masa panen berikutnya, harga daun tembakau bisa lebih anjlok.
“Anjloknya harga tambakau tahun ini, membuat petani merugi. Beberapa daerah di Jawa Timur, yang produktif tanam tambakau harganya serentak anjlok, utamanya di Probolinggo,”kata Amin, saat ditemui di ruang kerjanya Senin (29/8/2016).
Amin menyebutkan, daerah produktifitas tanam tembakau di wilayah Provinsi Jawa Timur, yang meliputi Probolinggo, Madura, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo an Banyuwangi, saat ini areal tanamnya berkurang 30 persen di banding tahun 2015 kemaren. Karena petani tembakau sebagian beralih ke tanam jagung dan lainnya.
“Probolinggo areal tanam 13.513,0 Ha. Lumajang 1.726,9 Ha. Jember 20.402,5 Ha. Bondowoso 10.602,0 Ha. Situbondo 7.622,0 Ha. Banyuwangi 1.379,3 Ha. Sampang 5.303,0 Ha. Pamekasan 31.251,0 Ha. Sumenep 23.413,5 Ha. Di tahun 2016 ini, data tersebut berkurang 30 persen,”terang Amin.
Sementara menurut Hasyim (40) petani tembakau di Desa Sokaan Kecamatan Krejengan, mengaku masa tanam kali ini bikin ia rugi. semua biaya tanam hingga panen yang telah dikeluarkannya sejak Mei 2016 lalu, tak bisa ditutupi dengan harga saat ini.
“Tidak cukup dengan biaya pekerja dari masa perawatan hingga masa panen saat ini. Harga rokok mau naik, sedangkan harga tembakau anjlok, terus bagaiman nasib petani,”keluhnya.(fir/rabi)