Selasa, 02 Agustus 2016



Salam X-Kars

Romantisme Ranu Kumbolo Lumajang

Radar  Besuki
Terletak di ketinggian ±2.400 Mdpl, Lumajang , Jawa Timur, danau seluas 12 hektare ini dinobatkan sebagai danau kedua tercantik di Indonesia setelah Danau Toba di Sumatera Utara. Danau ini seolah menjadi oase pendaki setelah menempuh perjalanan panjang. Di sinilah tempat pertama para pendaki mendirikan tenda untuk istirahat besar.
Menikmati pemandangan matahari terbenam di danau yang terlihat biru dari ketinggian itu menjadi obat lelah yang begitu manjur. Jika di mendaki pada masa bulan purnama, bonus pemandangan indah pada malam hari sangat sayang untuk dilewatkan. Namun perlu diingat, resort Ranu Kumbolo merupakan jalur angin sehingga pada saat bulan purnama, suhu di Ranu Kumbolo bisa turun hingga -4 derajat selsius.
Di pagi hari, kita akan dibangunkan dengan hangatnya mentari, lagi-lagi pemandangan sunrise yang sangat sayang dilewatkan di danau ini. Sembari mengisi perbekalan air dan mempersiapkan santap pagi sebelum melanjutkan perjalanan, Ranu Kumbolo tak henti memeluk mesrah setiap pengujung yang mengambil airnya. Tak heran, banyak pendaki yang menyebut Ranu Kumbolo sebagai surganya Gunung Semeru. Romantismenya selalu membawa pendaki tak puas hanya sekali mengunjunginya.
Ranu Kumbolo yang ada di ketinggian 2.400 meter dpl ini punya debit air yang cukup stabil sehingga bisa dinikmati sepanjang tahun. Sebagai sumber air tawar yang sangat dibutuhkan pendaki, beberapa larangan pun harus dipatuhi travelers, seperti tidak boleh mandi, buang sampah sembarangan, mencuci peralatan makan dengan detergen, berenang, buang air kecil dan buang air besar di danau agar kebersihannya selalu terjaga.

Apa konsekuensi kalau kamu melarang aturan keras di Ranu Kumbolo ini? Ada ranger yang siap memberikan kamu ganjaran, ataupun pendaki pendaki lain yang siap menghukummu. Hukumannya bermacam-macam. Contohnya, kamu bisa memilih antara berendam selama 2 jam di air sedingin es di Ranu Kumbolo, atau memunguti sampah – sampah yang bertebaran di sana. Nah, oleh karena itu, sebaiknya kamu tidak melanggar peraturan di sini, travelers. Karena peraturan dibuat untuk kebaikan bersama dan menjaga agar Ranu Kumbolo senantiasa terjaga kebersihannya.

Di area ini juga terdapat juga Prasasti Kumbolo yang konon menjadi peninggalan Kerajaan Kediri serta arca (arcopodo) yang konon menjadi peninggalan masa Kerajaan Majapahit sehingga umurnya diperkirakan sudah ratusan tahun. Bisa dibayangkan ya kalau dulu orang-orang Majapahit juga suka berkelana hingga ke kawasan danau ini.

Tips mendaki Ranu Kumbolo
Sebelum melakukan pendakian ke Ranu Kumbolo, ada baiknya kamu mempersiapkan fisik yang prima terlebih dahulu dengan melakukan olahraga rutin seperti jalan cepat ataupun berlari selama 60 menit setiap hari. Karena pendakian selama 4-6 jam dapat membuat kakimu ‘kaget’ dan ini dapat menyebabkan kram ataupun gangguan otot lainnya. Belum lagi, kamu harus membawa beban perbekalan di punggung, menuntutmu untuk punya kesiapan fisik yang ekstra.

Di Ranu Pane, kamu juga akan diminta bukti kesiapan fisik berupa surat keterangan sehat dari dokter, jadi sebaiknya siapkan sebelum mendaki, ya. Nggak lucu, kan kalo kamu udah siap dengan peralatan lengkap dan tiba di Ranu Pane, namun ditolak oleh petugas karena kamu tak memiliki surat keterangan sehat tersebut. Siapkan juga fotokopi KTP atau identitas lain yang berlaku, karena ini akan diminta oleh petugas pendaftaran di Pos Ranu Pane.

Tak perlu membawa pakaian terlalu banyak saat mendaki Ranu Kumbolo, yang terpenting adalah pakaian tersebut dapat melindungimu dari udara dingin, karena suhu di Ranu Kumbolo, terutama saat malam hari dapat mencapai hanya beberapa derajat celcius yang dapat membuatmu beku.

Perbekalan juga tak perlu membawa terlalu banyak, cukup bawa bekal makanan secukupnya, dan snack cokelat ataupun snack berenergi lain dan air putih yang cukup untuk dikonsumsi selama kamu dalam perjalanan mendaki. Membawa daging ataupun ikan yang telah dibumbui juga ide yang bagus, sehingga di Ranu Kumbolo nanti kamu hanya perlu untuk memanggang/membakarnya saja setelah mendirikan tenda. Wah, makan daging/ikan bakar di tengah udara dingin Ranu Kumbolo? Kedengerannya aja udah lezat ya!

Salah satu lagi yang terpenting adalah, siapkan kantong untuk menampung sampah-sampahmu, travelers. Dan jangan lupa untuk dibawa lagi saat kamu turun ke Ranu Pane, karena di sana disediakan tempat pembuangan sampah khusus. Jadilah pendaki yang bertanggung jawab dengan tidak merusak, dan ikut menjaga kebersihan.  (rabi)