Rabu, 10 Agustus 2016

Stasiun KA Panarukan 'Rapuh'


Stasiun Kereta Api Panarukan
Radar Besuki
Jalur kereta api Kalisat-Panarukan merupakan jalur kereta api mati yang menghubungkan Stasiun Kalisat dan Stasiun Panarukan. Jalur ini ditutup pada tahun 2004 karena prasarna yang sudah banyak yang rusak dan okupansi penumpang yang minim. Jalur ini dulu dibangun untuk melayani angkutan barang yang akan dikirim ke Pelabuhan Panarukan ke luar negeri. Di jalur yang panjangnya 70 km ini juga melayani kereta lokal angkutan penumpang Panarukan –Jember. Kereta ini terakhir melintas jalur ini pada tahun 2004. Namun jalur ini ditutup pada pertengahan 2004 karena prasarana yang sudah sangat tua.

Direncanakan juga jalur ini akan diaktifkan kembali karena saat ini pelabuhan Panarukan menjadi sangat ramai dan sebagian muatan akan dibawa oleh kereta api.
Jalur kereta api ini memiliki peralatan persinyalan unik berupa sinyal tebeng bertipe "Krian". Pada tanggal 5 Desember 2014, sinyal –sinyal tebeng bertipe "Krian" beserta tuas –tuas  handelnya yang ditempatkan di Stasiun Tamanan dipindah ke Museum Kereta Api Ambarawa. Penyelamatan benda bersejarah tersebut bertujuan untuk mengenalkan sejarah tipe persinyalan mekanik kepada masyarakat pada umumnya.

Salah satu stasiun di jalur ini, Stasiun Bondowoso, sudah selesai dipugar, sehingga jalur dan layanannya akan segera dihidupkan sebagai layanan wisata dan pengangkutan barang. Sementara, stasiun KA di Sumber Kolak (Panarukan), terlantar dan bangunan bersejarah ini mulai rapuk tak terawat. (rabi)