Salam S-Kars
Jombang - Radar Besuki
Pagi itu, Agil terlihat sibuk. Tumpukan buku mata pelajaran milik
siswa asal Dusun Sumbermiri, Desa Bugasur, Kecamatan Gudo, Kabupaten
Jombang, Jawa Timur, tersebut ditata rapi di atas sobekan kain terpal
tepat dihalaman rumah.
Dibantu sang ibunda bernama Wahyuni (45), mereka membalik buku
mata pelajaran yang basah kuyub. Sementara di dalam hati, Agil berharap,
matahari bersinar terang sepanjang hari ini. Agar buku mata pelajaran
sekolah remaja 14 tahun dan adiknya itu kering serta masih bisa
digunakan.
"Tas saya sempat terhanyut, sebab hujan turun deras sekali. Semua
buku saya basah," tutur Agil mengenang terpaan angin puting beliung tadi
malam yang membuat rumahnya porak-poranda dan nyaris roboh, Minggu
(2/10/2016).
Di pelataran rumahnya, Agil
menuturkan bahwa nanti malam ia harus belajar lebih ekstra. Terlebih
lagi, sejumlah catatan selama sekolah di SMPN 1 Gudo itu terangkum di
buku-buku tersebut.
"Besok anak saya ujian. Tapi sekarang semua bukunya basah.
Padahal buku-buku ini akan digunakan untuk belajar. Semoga saja bisa
kering," keluh Wahyuni sembari membantu anaknya menjemur buku.
Saat bencana angin puting beliung menghantam rumahnya, Wahyuni
mengaku tak sempat menyelamatkan peralatan sekolah kedua anaknya. Ibu
rumah tangga ini lebih sibuk mengutamakan nyawa sang buah hati serta
ibundanya yang tinggal serumah.
"Tidak terpikir sama sekali. Saat itu, yang terpenting adalah
keselamatan keluarga saya. Saya dan suami sibuk memindahkan ibu agar
tidak terkena runtuhan kemarin," terang Wahyuni.
Kekhawatiran Wahyuni itu memang tidak berlebihan. Terlebih
hantaman angin puting beliung tersebut nyaris meluluhlantahkan seluruh
tempat tinggalnya itu. Bagian dapur dan teras rumahnya ambruk.
Satu-saunya sisi yang tersisa hanya bagian tengah rumah.