Minggu, 02 Oktober 2016

NESTAPA PUTING BELIUNG

Salam S-Kars
Jombang - Radar Besuki 
Pagi itu, Agil terlihat sibuk. Tumpukan buku mata pelajaran milik siswa asal Dusun Sumbermiri, Desa Bugasur, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, tersebut ditata rapi di atas sobekan kain terpal tepat dihalaman rumah.
Dibantu sang ibunda bernama Wahyuni (45), mereka membalik buku mata pelajaran yang basah kuyub. Sementara di dalam hati, Agil berharap, matahari bersinar terang sepanjang hari ini. Agar buku mata pelajaran sekolah remaja 14 tahun dan adiknya itu kering serta masih bisa digunakan.

"Tas saya sempat terhanyut, sebab hujan turun deras sekali. Semua buku saya basah," tutur Agil mengenang terpaan angin puting beliung tadi malam yang membuat rumahnya porak-poranda dan nyaris roboh, Minggu (2/10/2016).
Di pelataran rumahnya, Agil menuturkan bahwa nanti malam ia harus belajar lebih ekstra. Terlebih lagi, sejumlah catatan selama sekolah di SMPN 1 Gudo itu terangkum di buku-buku tersebut. 

"Besok anak saya ujian. Tapi sekarang semua bukunya basah. Padahal buku-buku ini akan digunakan untuk belajar. Semoga saja bisa kering," keluh Wahyuni sembari membantu anaknya menjemur buku. 

Saat bencana angin puting beliung menghantam rumahnya, Wahyuni mengaku tak sempat menyelamatkan peralatan sekolah kedua anaknya. Ibu rumah tangga ini lebih sibuk mengutamakan nyawa sang buah hati serta ibundanya yang tinggal serumah.
"Tidak terpikir sama sekali. Saat itu, yang terpenting adalah keselamatan keluarga saya. Saya dan suami sibuk memindahkan ibu agar tidak terkena runtuhan kemarin," terang Wahyuni. 

Kekhawatiran Wahyuni itu memang tidak berlebihan. Terlebih hantaman angin puting beliung tersebut nyaris meluluhlantahkan seluruh tempat tinggalnya itu. Bagian dapur dan teras rumahnya ambruk. Satu-saunya sisi yang tersisa hanya bagian tengah rumah.
"Cuma ruang tamu saja yang masih utuh, ruangan lainnya rusak semua. Dapurnya juga ambruk. Tapi yang penting semua keluarga kami selamat,"tandasnya.(Rabi)