Minggu, 04 Desember 2016

Banyuwangi Gagas Pertunjukan Seni Setiap Malam, Kabupaten Lain Bagaimana ?



Banyuwangi, Rabi
Pemkab Banyuwangi menyiapkan pertunjukan seni budaya dengan konsep baru tahun depan. Bukan hanya konsep yang benar-benar fresh, pemkab bersama Dewan Kesenian Blambangan (DKB) juga berencana menggeber pertunjukan kesenian lokal setiap malam  tahun depan.
Hal itu terungkap saat Bupati Abdullah Azwar Anas beraudiensi dengan jajaran pengurus Dewan Kesenian Blambangan (DKB) kemarin (1/12).  Pertemuan yang digelar di ruang kerja  bupati itu dihadiri Ketua DKB, Samsudin Adlawi bersama sejumlah  pengurus  dan pembina DKB.

Mereka antara lain, budayawan senior Hasnan Singodimayan dan Andang CY, Sekretaris DKB Bambang Lukito, dan Ilham Triadi.  Selain jajaran DKB, pertemuan yang  berlangsung gayeng itu juga dihadiri  unsur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi.
Bupati Anas mengatakan, pertemuan tersebut digelar sebagai media  sambung rasa antara dirinya dengan kalangan seniman dan budayawan. Dia menegaskan, ajang seni danbu daya harus benar-benar datang dari para pelaku seni-budaya tersebut.
“Pemerintah daerah dalam hal ini benar-benar menghindari birokratisasi kebudayaan,” ujarnya. Anas menuturkan, sejak beberapa tahun terakhir Banyuwangi telah berhasil mengembangkan kesenian menjadi pertunjukan berkelas internasional.
Contohnya Festival Gandrung Sewu, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), Lalare Orkestra, Festival Kuwung, dan lain-lain.  Namun demikian, imbuh Anas, ke depan pengembangan seni dan budaya perlu terus dilakukan. Untuk itu diperlukan sesuatu yang baru dan berbeda.
“Ini juga merupakan bagian pengembangan Banyuwangi Festival (B-Fest) sebagai program besar seni-budaya dan pariwisata yang selama beberapa tahun terakhir sudah berjalan relatif baik,” kata dia.  Ketua DKB, Samsudin Adlawi menambahkan,  Banyuwangi memiliki potensi yang luar biasa besar untuk terus mengembangkan sesuatu yang baru dalam bidang seni   dan budaya.
“Dalam bidang musik, misalnya, kita sukses mengolaborasikan antara musik etnik  dan musik jazz. Jadi bukan sesuatu yang mustahil untuk bisa mewujudkan hal yang baru di bidang seni dan budaya yang lain,” kata dia. Salah satu yang menjadi perhatian para budayawan tersebut dalam mewujudkan sesuatu yang baru adalah seni tari. Selama ini, kata Samsudin, masih   didominasi dengan gerak tari yang telah ada.
“Belum ada tarian yang benar-benar baru,” akunya. Oleh karena itu, Samsudin menuturkan perlu adanya pembaruan seni tari yang ada selama ini. “Agar secara filosofis, bisa menyuguhkan hal yang baru,” paparnya. Seniman senior Banyuwangi, Andang CY, mengatakan pembaruan yang dilakukan tidak boleh keluar dari cita rasa dan karakter  masyarakat Banyuwangi.
“Untuk itu, para seniman ini perlu riset ke dalam untuk menggali potensi kesenian yang ada dan kemudian membuatnya menjadi hal yang baru,” tuturnya. Sementara itu, pada pertemuan tersebut juga muncul gagasan untuk menyelenggarakan pertunjukan seni dan budaya Banyuwangi setiap malam.
Pertunjukan tersebut melibatkan unsur pelajar se kabupaten. Bupati Anas mengatakan, hampir setiap orang yang datang ke Banyuwangi selalu ingin  menyaksikan even kesenian tradisional. “Tapi, B-Fest kan tidak setiap  hari. Oleh karena itu kami akan  merancang agar para wisatawan  ini bisa menikmati berbagai kesenian Banyuwangi setiap saat berkunjung ke Banyuwangi,”  pungkasnya. (rabi)