Salam X-Kars
Ekspor Tembikar Bali Naik 20,09 %
Radar
Besuki
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat,
perolehan devisa dari ekspor tembikar (terracotta) sebesar USD1,075
juta selama semester I-2016, naik 20,09 persen dibandingkan semester yang sama
tahun sebelumnya tercatat USD895 ribu.
"Sedangkan dari segi volume merosot 8,37 persen dari mengapalkan 408.659 unit pada semester I-2015 menjadi 374.450 unit pada semester yang sama 2016," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Made Suastika dikutip dari Antara, Minggu (18/9/2016).
"Sedangkan dari segi volume merosot 8,37 persen dari mengapalkan 408.659 unit pada semester I-2015 menjadi 374.450 unit pada semester yang sama 2016," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Made Suastika dikutip dari Antara, Minggu (18/9/2016).
Ia mengatakan volume pengapalan mengalami penurunan ditengah
kenaikan perolehan devisa. Fenomena itu menunjukkan harga persatuan unit
kerajinan tembikar di pasaran luar negeri semakin mahal.
"Meskipun demikian andilnya masih kecil yakni baru 0,34 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar USD290,585 juta selama semester I-2016, meningkat 21,16 persen dibanding semester yang sama tahun sebelumnya tercatat USD239,832 juta," tambahnya.
Made Suastika menambahkan, hasil kerajinan tembikar merupakan salah satu dari 17 unit usaha kerajinan skala rumah tangga yang telah berhasl menembus pasaran luar negeri.
Sementara Ni Wayan Wardani, seorang pengusaha dan eksporter dalam kesempatan terpisah menjelaskan, perdagangan ekspor aneka kerajinan berbahan baku tanah liat belakangan ini cukup lancar, terutama banyak dipesan oleh konsumen asal Italia, Belanda, Jerman dan Amerika Serikat.
Perdagangan itu cukup menggembirakan, mengingat hasil kerajinan tembikar selama ini hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal, terutama untuk kepentingan ritual adat dan keagamaan, seperti untuk ritual ngaben (kremasi).
Berkat komunikasi dan perkembangan dunia pariwisata, maka banyak orang asing yang ingin memiliki dan membeli aneka kerajinan dari tanah liat dengan rancang bangun (desain) yang dibawanya sendiri oleh pemesan, menyebabkan perdagangan tembikar ke luar negeri lancar.
Ia mengatakan, aneka barang berbahan baku tanah liat biasanya dibuat berupa guci atau gentong yang dipergunakan sebagai tempat menyimpan beras oleh penduduk setempat, namun kini berkembang berupa tempat hiasan lampu yang banyak ditempatkan di taman. (rabi)
"Meskipun demikian andilnya masih kecil yakni baru 0,34 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar USD290,585 juta selama semester I-2016, meningkat 21,16 persen dibanding semester yang sama tahun sebelumnya tercatat USD239,832 juta," tambahnya.
Made Suastika menambahkan, hasil kerajinan tembikar merupakan salah satu dari 17 unit usaha kerajinan skala rumah tangga yang telah berhasl menembus pasaran luar negeri.
Sementara Ni Wayan Wardani, seorang pengusaha dan eksporter dalam kesempatan terpisah menjelaskan, perdagangan ekspor aneka kerajinan berbahan baku tanah liat belakangan ini cukup lancar, terutama banyak dipesan oleh konsumen asal Italia, Belanda, Jerman dan Amerika Serikat.
Perdagangan itu cukup menggembirakan, mengingat hasil kerajinan tembikar selama ini hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal, terutama untuk kepentingan ritual adat dan keagamaan, seperti untuk ritual ngaben (kremasi).
Berkat komunikasi dan perkembangan dunia pariwisata, maka banyak orang asing yang ingin memiliki dan membeli aneka kerajinan dari tanah liat dengan rancang bangun (desain) yang dibawanya sendiri oleh pemesan, menyebabkan perdagangan tembikar ke luar negeri lancar.
Ia mengatakan, aneka barang berbahan baku tanah liat biasanya dibuat berupa guci atau gentong yang dipergunakan sebagai tempat menyimpan beras oleh penduduk setempat, namun kini berkembang berupa tempat hiasan lampu yang banyak ditempatkan di taman. (rabi)