Ponorogo, Rabi
Akibat tanah gerak, banyak tanah yang retak, rumahpun rusak parah.
Bencana tanah retak kian meluas
di Kabupaten Ponorogo. Setelah melanda Kecamatan Slahung, Ngebel, Sawoo,
Ngrayun, kini giliran Kecamatan Sampung. Belasan rumah warga rusak berat akibat
retakan tanah tersebut.
Puluhan warga di Dusun Kangkungan, Desa Pohijo,
Kecamatan Sampung kerja bakti mengevakuasi satu-satunya rumah milik Jumingan
yang roboh akibat bencana tanah gerak. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam
bencana alam itu. Hanya saja, seluruh barang yang dimiliki Jumingan tertimbun
material rumahnya. "Ya tidak bisa berbuat apapun lagi. Orang namanya bencana,"
kata Jumingan, pemilik rumah.
Jumingan mengatakan awalnya tanahnya retak. Namun
lama kelamaan ambles kemudian roboh. Untung, lanjut dia, saat kejadian
ambrolnya rumah miliknya tidak ada seorang pun di dalam rumah. Jumingan
berinisiatif pindah sendiri. Karena dari pihak Pemkab Ponorogo tidak ada yang
turun tangan, termasuk masalah perbaikan rumahnya. "Sudah mengungsi di
rumah saudara semua," katanya.
Sementara warga lain, Sutikno, mengaku bencana tanah
retak sudah terjadi empat hari lalu. Namun kian hari kian tambah jumlahnya. "Awalnya
sih biasa. Tapi kian hari kian tambah. Yang roboh ada tiga rumah. Seluruhnya
dievakuasi bersama," kata Sutikno, warga lain yang ikut kerja bakti.
Pantauan di lapangan, tanah yang ambles jika diukur kedalaman tanah retak yang terjadi, sekitar 2 sampai 3 meter. Selain tiga rumah yang ambrol, 10 rumah lainnya rusak ringan dan 5 rumah rusak berat. Untuk itu, tempat hunian ini terpaksa dikosongkan. (tin/rabi)
Pantauan di lapangan, tanah yang ambles jika diukur kedalaman tanah retak yang terjadi, sekitar 2 sampai 3 meter. Selain tiga rumah yang ambrol, 10 rumah lainnya rusak ringan dan 5 rumah rusak berat. Untuk itu, tempat hunian ini terpaksa dikosongkan. (tin/rabi)